Kalau landasannya adalah sikap egois dan ketamakan, keputusan yang diambil bukanlah keputusan yang tepat. Keputusan yang diambil bisa sangat merugikan karyawan, pemasok, konsumen, bahkan masyarakat pada umumnya.
Harus diingat, mereka yang terdampak oleh keputusan akan mencium bau amis keputusan tersebut. Terhadap hal ini, mungkin sebagian dari mereka memilih diam. Ada juga yang memilih angkat bicara, bahkan berani melawan secara frontal.
Apa pun bentuk perlawanan yang dilakukan para pihak yang merasa dirugikan, keputusan yang dilandasi ketamakan seharusnya pantang diambil oleh para pemimpin yang bijaksana.
Keenam, mengambil keputusan tanpa mengeksekusinya
Keputusan yang baik adalah keputusan yang dilaksanakan, bukan? Keputusan yang tidak dilaksanakan sama saja dengan ketiadaan keputusan.
Terkadang orang mahir mengambil keputusan, hanya membuat keputusan. Tetapi, keputusan itu tidak berlanjut pada tingkat pelaksanaan.
Tanpa pelaksanaan,  sebuah keputusan tidak berarti apa-apa. Bukti efektif tidaknya atau  berhasil tidaknya sebuah keputusan ada pada pelaksanaannya.
Itulah 6 hal utama yang seyogianya dihindari oleh siapa pun dalam mengambil keputusan, terlebih-lebih bagi seorang pemimpin. "Seorang pemimpin adalah orang yang mengetahui jalannya, menjalankan jalannya, dan menunjukkan jalannya," tulis John C. Maxwell.
(I Ketut Suweca, 16 Maret 2024).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H