Cara berpikir ini juga membantu dalam hal menemukan sejumlah alternatif solusi, menganalisis alternatif-alternatif tersebut, sampai dengan mengambil keputusan. Â
Selanjutnya, berpikir kreatif mengantarkan pengambil keputusan menemukan cara-cara baru atau ide-ide inovatif yang menuntunnya menemukan pemecahan masalah dengan cara yang terbaik.
Berpikir kreatif juga mengantarkan si empunya berani mengambil keputusan yang tidak populer, tidak biasa, tetapi bermanfaat bagi organisasi yang dipimpinnya.
Nah, jika kedua kemampuan berpikir ini dikombinasikan dan diterapkan secara terpadu, niscaya akan menghasilkan keputusan yang terbaik: masalahnya terpecahkan, hal-hal yang baru dan bermanfaat pun diketemukan.
Kedua, mengambil keputusan saat sedang emosi
Hal ini merupakan bagian yang penting agar terhindar dari kesalahan yang fatal. Sangat dianjurkan mengambil keputusan pada saat pikiran dan perasaan tenang.
Betapa pun berat dan sulit masalahnya, pikiran tenang selalu dibutuhkan. Berpikir dengan tetap tenang adalah modal yang sangat berharga agar bisa mengatasi masalah dengan baik.
Sebaliknya, mengambil keputusan pada saat sedang emosional adalah sangat riskan. Misalnya saat kita sedang marah, kecewa, sakit hati, hendaknya jangan dulu mengambil keputusan.
Jika dipaksakan juga, keputusan yang diambil cenderung keliru sehingga berefek negatif dan menyisakan penyesalan setelahnya.
Menjadi tetap tenang dalam situasi mendesak dan tertekan bukanlah hal yang mudah. Tetapi, mengingat dampak negatif yang diakibatkan oleh keputusan yang emosional, maka seyogianya kita memilih dan memastikan diri tenang terlebih dahulu.
Yang Maha Suci Dalai Lama Tenzin Gyatzo dalam The Leader's Way menulis, "Ingatlah, jika saat ini proses pemikiran negatif sedang sangat kuat, jangan membuat keputusan apa pun yang signifikan atau tidak dapat ditarik kembali."