Sebab, boleh jadi iming-iming gaji yang lebih besar di perusahaan lain menjadi daya tarik yang kuat untuk seseorang resign dari perusahaan. Maka, perlu diupayakan kompensasi yang memadai.
Kedua, kepuasan kerja.
Tidak hanya besaran kompensasi, faktor kepuasan kerja juga menentukan apakah seorang karyawan akan betah bekerja atau ingin ke luar dari perusahaan. Suasana kerja yang nyaman dengan kondisi yang mendukung, berperan sangat penting.
Peralatan kerja yang mendukung, termasuk yang berkaitan dengan proteksi keamanan dan kesehatan karyawan, sangat menentukan kepuasan kerja.
Jika hal-hal ini dalam keadaan tidak ada atau tidak berfungsi, bukan mustahil akan membahayakan kesehatan dan keselamatan karyawan.
Ketidakpuasan terhadap suasana dan peralatan kerja bisa menjadi alasan mengapa karyawan keluar dari perusahaan. Mereka bisa berpikir, lebih baik resign daripada menanggung risiko terganggunya kesehatan dan keamanan dalam pekerjaan.
Oleh karena itu, pimpinan perusahaan seyogianya memperhatikan aspek-aspek yang disebutkan di atas yang berkaitan dengan kepuasan kerja. Ketidakpedulian terhadap hal ini akan berakibat kecelakaan kerja dan ketidakpuasan karyawan.
Ketiga, aktualitasi diri karyawan.
Yang tidak boleh dilupakan bahwa setiap orang membutuhkan aktualisasi diri (self actualization).Â
Psikolog ternama, Abraham Maslow, menjelaskan bahwa aktualisasi diri adalah proses untuk menjadi segala sesuatu yang seseorang mampu menjadi. Selain itu, Maslow juga menjelaskan bahwa aktualisasi diri merupakan puncak dari pemenuhan kebutuhan seseorang.