Menulis menjadi cara untuk mengisi hari-hari. Ya, mengisi hari alih-alih berdiam diri dan tak mengerjakan apa-apa. Pikiran ini kalau dibiarkan melamun, maka akan mengembara ke mana-mana. Sayangnya, sebagian besar adalah melamunkan atau memikirkan hal-hal yang negatif dan tidak ada gunanya. Daripada melamun tak karuan, lebih baik mengisinya dengan membaca dan menulis, bukan?
Mungkin catatan kecil Helvy Tiana Rosa ini bisa menjadi renungan bersama. "Kalau usiamu tidak bisa menyamai usia dunia, maka menulislah. Menulis memperpanjang ada-mu di dunia dan amalmu di akhira kelak."
Untuk siapa Anda menulis?
Saya mungkin termasuk penulis generalis. Artinya, saya acapkali menulis beragam topik yang berbeda-beda. Terkadang saya menulis mengenai psikologi populer, sebuah topik yang saya senangi sejak lama. Sekali waktu, saya pun menulis mengenai dunia literasi: sebuah dunia yang mampu mendorong kecerdasan dan kemajuan sebuah bangsa. Di samping itu, sesekali saya juga menulis seputar masalah manajemen, leadership, dan motivasi.Â
Lalu, persoalan untuk siapa saya menulis, tentu saja untuk pembaca: mereka yang membutuhkan referensi di bidang atau topik tertentu yang kebeutulan menjadi topik tulisan saya. Tentu saja tidak semua orang membutuhkan topik yang saya tulis. Mungkin mereka sudah mengetahuinya, bahkan sudah menjadi ahlinya, barangkali juga lantaran tak tertarik untuk membacanya.
Intinya, saya menulis untuk siapa saja yang berkenan membaca tulisan saya. Apa yang saya pikirkan dan saya rasakan bisa sampai pada pembaca. Ini memberi kepuasan tersendiri bagi saya sebagai penulis.
Kapan dan di mana Anda menulis?
Pertanyaan ini seringkali dilontarkan pada berbagai kesempatan. Jawabannya, setiap orang memiliki waktu untuk menulis. Ada yang merasa mood menulisnya datang di pagi hari, sebelum ia melaksanakan tugas utamanya sebagai pegawai, guru, atau pengusaha. Kelompok ini akan bangun pagi-pagi, mungkin sekitar pukul 05.00, lalu membuka laptop dan menuangkan ide-ide mereka.
Ada juga yang termasuk kelompok malam. Yang termasuk kelompok ini adalah mereka yang merasa nyaman dan betah menulis di malam hari, saat suasana mulai sepi. Kala orang lain pada umumnya sudah beranjak tidur, penulis tipe ini justru mulai menyusun tulisannya.
Para penulis tipe ini merasa bahwa pada malam harilah mereka bisa berkarya dengan baik. Suasana yang sepi mendorong munculnya gagasan-gagasan orisonal yang memberi nilai dan warna pada tulisan mereka.
Selain itu, ada juga penulis yang bisa menulis sembarang waktu. Kapan ada waktu menulis dan memiliki gagasan, saat itu ia bisa menulis. Yang penting adalah ada waktu menulis dan ada ide untuk ditulis.