Sebelum memulai usaha, perlu diketahui terlebih dahulu apa yang dibutuhkan masyarakat sekitar, bahkan masyarakat yang lebih luas. Cermati kebutuhan tersebut, jika bisa, yang paling dibutuhkan di desa dan sekitarnya.
Misalnya, apakah mereka biasanya harus berangkat ke kota untuk membeli produk-produk tertentu? Mengapa tidak menjualnya di desa?
Kalau usaha yang dibangun berdasarkan kebutuhan riil masyarakat, maka potensi usaha tersebut memiliki peluang besar untuk dibangun dan dikembangkan. Jangan menjual produk yang tidak dibutuhkan masyarakat konsumen.
Ketiga, Menemukan Peluang Usaha yang Tepat
Setelah mengenali kebutuhan masyarakat, maka sudah saatnya menemukan jenis usaha yang tepat. Ajukan pertanyaan, usaha di bidang apa yang hendak dibangun?
Pastikan bahwa peluang usaha tersebut sesuai atau selaras dengan kebutuhan masyarakat desa dan sekitarnya. Bila perlu adakan penelitian kecil-kecilan. Dengan penelitian kecil tersebut, peluang usaha bisa ditemukan dan semakin memberikan kemantapan hati untuk mewujudkan usaha.Â
Jangan lupa memperhatikan daya beli masyarakat di mana usaha tersebut akan didirikan. Sesuaikan usaha tersebut dengan daya beli masyarakat yang kelak akan menjadi konsumen.Â
Hindari membuka usaha yang berada di luar jangkauan daya beli masyarakat.
Keempat, Memperhatikan Persaingan Usaha
Idealnya, bukalah bisnis yang pesaingnya sedikit. Tetapi, pada kenyataannya, mungkin sudah ada bahkan cukup banyak anggota masyarakat berbisnis dengan jenis produk tertentu. Jika demikian, apakah akan tetap membulatkan hati untuk terjun ke bisnis yang sama?
Jika produk atau jasa yang diberikan sama, maka para pelaku usaha mesti siap bersaing. Kemampuan bersaing bisa diwujudkan melalui nilai lebih pada produk, harga, dan layanan.