Jurnal Harian
Di samping membahas tentang dikotomi kendali, di dalam filsafat stoikisme juga kita diingatkan untuk membuat jurnal harian. Jurnal harian disebutkan menjadi bagian penting dan perlu ditulis setiap hari.
Kehidupan terus bergerak. Waktu terus bergulir. Pertanyaannya, sudahkah kita sempatkan mencatat hari-hari yang telah kita lewati dan melakukan refleksi. Filosofi Stoik mendorong kita untuk melakukan ini.
Catatlah apa yang telah dilakukan, apa yang sedang dipikir, apa yang perlu diperbaiki lagi. "Apakah perbuatanku sudah baik? Apakah aku sudah bersikap adil? Adakah yang harus kuperbaiki lagi?" demikian dituliskan. Â
Buatlah jurnal harian sendiri yang dihimpun dalam buku catatan kecil. Pada saat menulis, catatlah apa-apa yang memberi kebahagiaan dan apa pula yang menjauhkan kita dari kebahagiaan.
Dengan berupaya menuliskannya, maka kita tidak akan mudah melupakannya. Catatan tersebut akan sangat membantu kita mengingat masa yang telah lewat kapan pun kita mau.Â
Di samping itu, dari catatan harian tersebut, kita juga akan bisa melacak kemajuan kita dari waktu ke waktu.
Perhatikan Pesan Moralnya
Saran Seneca -- salah seorang filsuf aliran stoikisme, terhadap mereka yang belajar tentang karya-karya klasik adalah: tanggal, nama, tempat, semuanya tidak penting.
Yang penting, menurut Seneca, adalah pesan moral dari apa yang kita pelajari. Jika kita belajar pada sebuah karya atau buku, apabila kita menemukan pesan penting, seperti pentingnya kegigihan, bahayanya kesombongan, atau risiko berbagai godaan, maka kita sudah belajar dari karya tersebut.
Tanamkan persepsi dalam pikiran bahwa kita tidak sedang belajar untuk ujian. Tidak sedang menjawab soal ujian dengan harapan mendapatkan nilai sempurna dan mengesankan guru kita. Tidak!