Terkadang tulisan itu berhasil dimuat, terkadang juga tidak. Terkadang dikirimi honor, terkadang redaksi juga suka lupa sehingga perlu diingatkan bahwa honor menulis belum sampai.
Lalu, bagaimana jurus menjadi penulis freelance?
Pertama, tetap membaca. Membaca adalah jalan menjadi penulis. Tidak pernah ada ada penulis yang bisa menulis dengan baik tanpa membaca. Penulis yang baik adalah pembaca yang baik.
Jadi, membaca memberikan para penulis bekal yang memadai untuk terjun ke dunia tulis-menulis. Membaca itu meraup pengetahuan, menulis itu membagikannya. Intinya, menjadi penulis menuntut orang untuk terus belajar.
Kedua, jangan berhenti praktik menulis. Menulis adalah keterampilan. Untuk menjadi terampil, maka praktik sangat diperlukan, bahkan menjadi faktor utama dalam mengasah kemampuan menulis.
Dengan menulis dan menulis, maka seorang penulis akan menjadi produktif di samping kian terasah kemampuan menuangkan gagasan ke dalam karya tulis.
Ketiga, pelajari media yang dituju. Jangan dar der dor main tembak begitu saja, melainkan perlu dipelajari sasaran tembak itu terlebih dahulu.
Pelajari media yang akan dikirimi tulisan: alamat media, jenis tulisan apa saja yang sering dimuat, berapa jumlah kata, dan syarat lainnya.
Dengan mempelajari hal-hal tersebut, penulis bisa menyesuaikan diri, jenis tulisan atau artikel apa yang cocok dikirim ke media tersebut. Ada banyak media pilihan, baik cetak maupun online.Â
Keempat, lakukan penyuntingan berulang-ulang. Penyuntingan menjadi salah satu faktor kunci yang penting untuk menyempunakan tulisan.
Penulis hendaknya tidak merasa cukup dengan membuat draft pertama, lantas edit sekali saja, lalu kirim. Lakukan editing atau penyuntingan berkali-kali sampai kita merasa bahwa tulisan itu sudah clear, bersih.