Dengan begitu, ia sudah memanfaatkan waktu pagi yang segar dan demikian berharga dengan sebaik-baiknya. Kebiasaan ini semakin mendekatkan dia pada tujuannya.
Kedua, tidak mau belajar.Â
Tidak sulit menemukan orang yang malas belajar untuk meningkatkan kualitas diri.
Mereka lebih senang berleha-leha, bersantai, dan mengisi waktu dengan ngobrol dan bergosip daripada menggunakan waktu untuk pengembangan diri.
Begitu dilakukannya secara terus-menerus kendati kesempatan atau peluang untuk meningkatkan kualitas diri sangat terbuka.
Paling tidak mereka bisa belajar secara otodidak jika tidak masuk ke dunia pendidikan formal atau nonformal karena sejumlah penyebab. Mereka sama sekali emoh untuk belajar.
Bertolak belakang dengan orang yang gagal, orang sukses justru melakukan hal yang sebaliknya. Ia akan menyediakan waktu untuk meningkatkan kualitas atau kompetensi diri.
Selalu ada waktu baginya untuk mengembangkan kemampuan. Berbagai upaya dilakukan. Misalnya, kembali belajar di kampus, mengikuti kursus, workshop, seminar, dan pelatihan.
Dorongan belajarnya demikian besar, sehingga ia selalu berupaya mengambil kesempatan untuk meningkatkan kualitas diri. Jika, misalnya, ia tidak masuk ke bangku pendidikan formal lagi, ia akan belajar secara mandiri atau otodidak.
Ketiga, tidak disiplin.Â
Orang-orang yang gagal kebanyakan adalah mereka yang kurang atau tidak disiplin dalam hidupnya.