Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Toko Buku Terakhir Itu pun Telah Tutup!

28 Februari 2022   20:38 Diperbarui: 28 Februari 2022   20:55 1491
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pengunjung sebuah toko buku (Sumber gambar: wattpad.com).  

Ketiga, lebih suka ngobrol. Daripada membaca, banyak orang lebih suka ngobrol. Mereka malas membaca buku karena membaca itu membutuhkan konsentrasi yang intens dan dianggap melelahkan. Berbeda halnya dengan ngobrol yang bisa dilakukan secara santai dan ringan.

Toh, melalui ngobrol pun mereka akan mendapatkan pengetahuan dan pengalaman dari orang lain. Budaya lisan yang sudah ada sejak zaman baehula rupanya masih terpelihara hingga kini.

Keempat, lebih suka menonton. Unsur audio-visual sebuah tontonan, boleh jadi jauh lebih menarik dibandingkan dengan buku. Itulah sebabnya orang lebih memilih menonton video di youtube, televisi, podcat, dan sejenisnya untuk mendapatkan informasi.

Berbeda dengan membaca buku, kegiatan menonton atau memirsa dipandang oleh sebagian besar orang lebih nyaman dan tidak memeras pikiran dan konsentrasi. Siapa yang tak mau memilih yang lebih santai?

Terlindas Kemajuan Zaman

Itulah beberapa kemungkinan mengapa orang meninggalkan buku cetak, mengapa toko dan kios buku tutup. Banyak orang memilih mengakses informasi dengan mudah melalui internet, ngobrol atau menonton video di kanal youtube

Semuanya itu telah meminggirkan minat terhadap buku cetak. Era buku cetak menyurut dan era digital menggantikannya.

Akibatnya, toko-toko buku semakin langka pembeli, merugi, dan tak mampu membiayai operasionalnya sehingga akhirnya memilih tutup. Itulah fenomena yang tengah terjadi.

Akankah toko buku -- dan buku cetak, segera menjadi sejarah masa lalu, terlindas oleh kemajuan zaman?

(I Ketut Suweca, 28 Februari 2022).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun