Tentang penggunaan tanda baca dan manfaatnya sudah banyak ditulis di berbagai buku tentang tata bahasa. Silakan dipelajari dan didalami cara penggunaannya sehingga tulisan Anda mengalir dan berirama.
Kedelapan, terapkan efisiensi kata.
Saya belajar tentang efisiensi kata dari tokoh pers kawakan yang dimiliki Indonesia, yaitu H. Rosihan Anwar.Â
Di dalam bukunya yang berjudul Bahasa Jurnalistik dan Komposisi, Rosihan mengemukakan tentang ekonomi kata.
Makna ekonomi kata tiada lain efisiensi dalam penggunaan kata. Dengan prinsip efisiensi kata, maka tidak ada kata-kata yang mubazir. Semua kata yang membangun sebuah kalimat memiliki perannya masing-masing. Tidak ada kata yang tidak perlu.
Untuk membuktikannya, Anda bisa mencabut sebuah kata dari sebuah kalimat. Perhatikan, apakah kalimat itu menjadi tidak jalan? Terasa tersendat karenanya?
Misalnya, kata telah, "Presiden telah hadir dalam pertemuan kemarin." Kata telah bisa dihilangkan tanpa kehilangan makna kalimat.
Mengapa dihilangkan? Kata kemarin sudah mencerminkan sesuatu yang sudah terjadi. Jadi, cukup dengan menulis, "Presiden hadir dalam pertemuan kemarin."
Satu lagi, kata daripada. Misalnya, ungkapan "... keterangan daripada Menteri Kominfo." Kata daripada dalam kalimat tersebut bisa dihapus dan peletakannya memang salah.
Kesembilan, perkuat tulisan dengan mengutip ungkapan tokoh.
Apa yang ditulis atau diucapkan tokoh terkenal bisa menambah penguatan pada sebuah artikel. Akan tetapi, pemuatan ucapan tokoh atau figur tersebut jangan sampai berlebihan. Cukup satu atau dua ungkapan sang tokoh saja dalam satu tulisan.