Apa yang terpikir oleh Anda ketika membaca istilah mendengar secara efektif?Â
Mungkin begini: mendengar yang efektif adalah mendengar dengan sepenuh hati sehingga pesan yang disampaikan bisa dipahami dengan baik.
Dengan kata lain, apa yang dimaksudkan oleh pengirim pesan (komunikator) persis sama dengan apa yang diterima dan dipahami oleh penerima pesan (komunikan). Begitukah? Mari kita lanjutkan.
Bukan Hal Mudah
Menjadi seorang pendengar yang efektif atau pendengar yang baik bukanlah hal yang mudah. Tidak cukup dengan memberikan kesempatan bagi suara atau kata-kata orang lain masuk ke telinga, lalu selesai. Tidak!
Mendengar secara efektif mengharuskan pendengar untuk fokus. Fokus memperhatian apa yang disampaikan dengan segenap pikiran dan hati. Tidak sekadar mendengar kata-kata yang terucap, bahkan juga kata-kata yang tidak terucap: bahasa tubuh (ekspresi, gesture).
Tentu saja Anda sebagai pendengar harus memahami bahasa yang dipakai pada level yang kurang-lebih sama.Â
Jadi, ada kemampuan literasi pada tingkat tertentu yang dibutuhkan untuk memahami pesan yang diterima.
Mendengar dengan baik menghendaki fokus, konsentrasi. Saat mendengar, hendaknya benar-benar mendengar, tidak melakukan atau membiarkan hal-hal lain mengganggu.
Beberapa orang 'mendengar' sambil bermain handphone, tidak kurang pula orang 'mendengar' seorang pembicara di depan kelas sambil ngobrol dengan teman sebangkunya.
Ini sungguh bukan tipe pendengar yang efektif. Bukan tipe pendengar yang baik. Kehadiran mereka di kelas atau pertemuan itu hanyalah secara fisik, pikiran mereka tidak sedang di situ.
Menjadi pendengar yang efektif sangat diperlukan karena berbagai kegunaan yang bisa dipetik.Â
Paling tidak ada enam manfaat yang bisa Anda peroleh jika bersedia menjadi pendengar yang baik.
Pertama, memahami pesan yang disampaikan dengan baik
Apa yang disampaikan oleh pembicara dapat Anda tangkap persis seperti dimaksudkannya. Tidak ada pesan yang terabaikan atau tercecer.
Tidak ada pesan yang salah mengartikannya. Tidak ada pesan yang tidak dipahami. Apa yang disampaikan pengirim pesan sudah Anda pahami dengan baik. Inilah yang menjadi tujuan utama dalam mendengar dan berkomunikasi pada umumnya.
Kedua, menghindari kesalahpahaman
Jika Anda tidak memahami isi pesan yang disampaikan, bisa saja Anda salah dalam merespons pesan tersebut. Yang dimaksudkan oleh pembicara tidak sama dengan yang Anda tangkap.
Dengan kata lain, ketika Anda memberikan respons, maka boleh jadi respons Anda salah atau menyimpang. Kesalahan ini bisa menimbulkan akibat buruk. Terjadi apa yang disebut dengan misskomunikasi yang, jika tidak dikelola dengan baik, bisa berlanjut ke tingkat konflik.
Ketiga, menjalin hubungan baik
Ingatlah bahwa setiap orang butuh didengar. Orang ingin didengar apa yang dirasakan dan dipikirkannya melalui kata-kata yang disampaikannya. Â
Kalau Anda adalah pendengar yang efektif, berarti Anda memiliki kesediaan memberikan waktu untuk mendengar dengan seksama perasaan dan pemikian orang lain.
Kalau Anda bersedia mendengar perkataan orang, maka dia akan merasa Anda adalah sahabat yang baik. Hubungan baik akan terwujud apabila Anda memiliki kesediaan mendengar.
Keempat, meningkatkan kinerja
Mendengar adalah sebuah kewajiban atau keharusan bagi seorang atasan atau pimpinan. Mereka tidak hanya diharapkan cakap mengemukakan pendapat, juga mampu menjadi pendengar yang efektif.
Dengan kesediaan mendengar, secara tidak langsung, Anda sudah mendorong terwujudnya kinerja staf yang lebih baik.
Ingatlah, bahwa salah satu kebutuhan manusia adalah ingin didengar. Kalau Anda mendengarkan mereka, maka mereka akan merasa dihargai dan diperhatikan. Mereka akan termotivasi untuk membalas dengan kinerja yang lebih baik dan penuh semangat.
Kelima, mendapatkan feedback yang berguna
Menjadi pendengar yang baik akan membuka kran umpan-balik (feedback) yang berguna bagi kemajuan organisasi dan kemajuan diri Anda sebagai pemimpin atau atasan. Oleh karena itu, jadilah pendengar yang baik agar mendapatkan feedback.
Feedback itu ada banyak macamnya, bisa positif bisa pula negatif. Andalah yang mempertimbangkan feedback tersebut dan jadikan sebagai referensi ketika mengambil keputusan atau langkah berikutnya.
Keenam, mendapatkan pengetahuan
Kalau misalnya Anda berbicara saja pada setiap kesempatan dan emoh mendengar, kapan saatnya Anda mendapatkan masukan, pengetahuan?
Berbicara adalah kegiatan menyampaikan gagasan. Sebaliknya, mendengar adalah kegiatan aktif mendapatkan dan mencari informasi atau pengetahuan.
Orang yang bersedia menjadi pendengar baik, maka ia akan dapat belajar dari banyak orang tentang banyak hal.Â
Terkait hal tersebut, ada filosofi yang menyatakan bahwa setiap tempat adalah tempat belajar dan setiap orang adalah guru. Di situ diperlukan kesediaan untuk mendengar, kesediaan untuk belajar, dengan segala kerendahan hati.
Nah, akhirnya saya sampaikan selamat menjadi pendengar yang baik kepada Anda. Selamat memetik manfaat darinya.
Dengarlah, maka Anda akan mengetahui. Dengarlah, maka Anda akan mengerti. Dengarlah, maka Anda akan disegani dan disukai.
(Â I Ketut Suweca, 17 September 2021).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H