Oleh karena itu, para penulis dituntut terus-menerus belajar. Apalagi mengingat bahasa Indonesia selalu berkembang selaras dengan perkembangan zaman. Jumlah kosakata dari bahasa asing terus saja bertambah. Semua itu menuntut kita belajar dan belajar.
Buku pedoman bahasa Indonesia dan kamus bahasa Indonesia sangat penting dijadikan rujukan. Dengan merujuk pada hal itu, maka kemungkinan membuat kekeliruan semakin kecil kendatipun sulit mencapai hasil yang benar-benar sempurna.
Wawasan Kebahasaan
Demikianlah problematika penyuntingan yang sering dialami para penulis, terlebih-lebih mereka yang baru belajar menulis.
Malas menyunting, tidak tega memotong kata atau kalimat, dan tidak tahu bagian mana yang diedit. Itulah persoalan yang kerapkali terjadi.
Jurus ampuh mengatasinya tiada lain adalah dengan menghapus rasa malas untuk mengedit untuk kualitas tulisan yang lebih baik, di samping mesti ikhlas mengamputasi bagian yang salah dan tidak berguna.Â
Dan, terakhir, kesediaan untuk terus-menerus belajar untuk menambah wawasan tentang kebahasaan.
(Â I Ketut Suweca, 3 Agustus 2021).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H