Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Diary Pilihan

Ada Apa dengan Si Janda Bolong, Dark Lord, Alocasia, dan Serotonin?

26 April 2021   18:41 Diperbarui: 26 April 2021   18:55 1175
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Tanaman hias janda bolong (dok.pribadi).

Sebuah infomasi menyebutkan bahwa pada awalnya alocasia ini bukanlah tanaman pot, melainkan tanaman hutan yang kemudian naik gengsinya menjadi tanaman hias yang ditanam di dalam pot. Kecantikannyalah yang rupanya menyebabkan orang menyukai tanaman yang satu ini.

Alocasia bisa menjadi tanaman pot lantaran campur-tangan para penyuka tanaman hias. Dari habitat aslinya di hutan, akhirnya alocasia harus menyesuaikan diri untuk bisa hidup sebagai tanaman hias yang ditempatkan di rumah-rumah untuk mempercantik tampilan rumah.

Blog Walking

Diary, usai melihat-lihat ketiga jenis tanaman itu, aku melanjutkan membuka laptop. Ingin melihat artikel-artikel yang dibuat dan ditayangkan para sahabat kompasianer. Aku sempat blog walking sebentar ke lapak-lapak para sahabat seraya memberikan komentar.

Salah satu yang kuperhatikan adalah artikel karya saudara kita, Pak Edward Horas. Itu, kompasiner yang rajin menulis cerpen. Beliau menyampaikan tekadnya membuat satu artikel setiap hari.

Dan, selama ini Pak Edward sudah berhasil melakukannya. Bahkan, jumlah artikel yang berhasil ditulisnya melebihi jumlah hari dalam sebulan. Jadi, ada juga hari-hari ia berhasil menulis lebih dari satu artikel.

Membaca postingan Pak Edward, saya merasa ikut senang dengan capaian beliau. Terus-terang, saya belum bisa melakukannya hingga saat ini. Keinginan memang ada, tapi belum kesampaian. Dalam satu bulan saya hanya sanggup menulis sekitar 20 artikel. Itu pun sudah merasa ngos-ngosan dan mesti curi-curi waktu.

Tentu saja akan sangat baik apabila kita bisa konsisten dalam menulis. Konsistensi itu penting untuk mendukung produktivitas.

Orang yang tidak konsisten, tak akan bisa memaksimalkan produktivitasnya dalam berkarya. Konsistensi memang merupakan sebuah tantangan seperti juga halnya dengan disiplin diri.

Buku Simon Sinek

Diary, berbicara tentang dunia tulis-menulis, kita tidak bisa lepas dari membaca dalam arti luas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Diary Selengkapnya
Lihat Diary Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun