Di samping trophy atau piala serta piagam penghargaan, ada baiknya disediakan juga hadiah berupa buku bacaan. Memberikan hadiah buku-buku bacaan yang berguna mendorong siswa menggemari buku.
Lalu, buku apa yang cocok sebagai hadiah untuk siswa? Pada umumnya siswa senang dengan buku-buku cerita atau novel yang sesuai dengan usianya. Nah, kalau ini diberikan, tentu buku itu akan menyenangkan hatinya apalagi sebagai hadiah lomba.
Selain buku cerita, bisa dipilih buku biografi para tokoh terkemuka di dunia. Banyak siswa menyukai buku-buku seperti ini. Dari buku biografi tersebut, mereka dapat mengetahui perjuangan hidup sang tokoh, mulai dari masa kecil hingga mencapai puncak keberhasilan dalam hidupnya.
Dengan membaca buku-buku biografi, siswa bisa mendapatkan inspirasi yang memperkuat tekadnya untuk maju dengan menjadikan sang tokoh dalam buku sebagai panutan. Inilah salah satu cara menanamkan spirit pada siswa sehingga mereka memiliki gambaran masa depan dengan semangat yang besar untuk meraihnya.
Di samping buku biografi, buku self-improvement juga pantas dianjurkan. Dari buku jenis ini siswa akan mendapatkan lecutan semangat untuk maju, berkembang, dan berprestasi. Buku-buku self-improvement berisi nilai-nilai yang dibutuhkan dalam upaya mencapai kesuksesan, yakni keberanian, kesabaran, ketekunan, kedisiplinan, kerjasama, dan lainnya.
Keempat, tugas membaca dan menulis dari para guru.
Dalam proses belajar-mengajar, perlu terus diusahakan agar siswa terdorong untuk lebih akrab lagi dengan buku bacaan. Guru perlu mengupayakan agar tugas yang diberikan bisa mendorong siswa untuk giat membaca dan menulis.
Terkadang ada anggapan bahwa pelajaran membaca dan menulis hanya urusan guru Bahasa Indonesia: hanya guru Bahasa Indonesia-lah yang berkewajiban mengharuskan siswanya untuk praktik membaca serta mengarang.
Pemikiran seperti ini tentu saja tidak mendukung upaya meningkatkan kegemaran membaca para siswa. Yang seharusnya terwujud adalah semua guru bersatu-padu mendorong siswa agar gemar membaca melalui penugasan yang diberikan.
Kalau para guru kompak menggugah siswa gemar membaca melalui penugasan-penugasan yang relevan dengan studinya, niscaya tujuan meningkatkan kegemaran membaca pada siswa lambat-laun akan berhasil.
Perlu disediakan perpustakaan dengan pojok-pojok baca di sekolah. Lalu, para guru menjadi contoh dalam hal membaca. Dilengkapi pula dengan hadiah berupa buku-buku bacaan pada setiap kali lomba. Terakhir, semua guru kompak mendorong dan menciptakan suasana literasi di sekolah, bersinergi membangun kebiasaan membaca warga sekolah.