Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

"Bluffing" Lewat CV Kerja, Begini Kiatnya agar Tidak Terkecoh!

27 Februari 2021   17:38 Diperbarui: 27 Februari 2021   18:39 284
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi rekrutmen pegawai (wattpad.com)

Ketika mereka mengikuti serangkaian tes untuk bisa menjadi pegawai, pendidikan akademik dan profesi di atas tentu menjadi pusat penilaian pertama. Itu menjadi dasar untuk memberikan point penilaian yang menyangkut keahlian.

Akan tetapi, tentu saja kita tidak bisa menilai semata-mata dari gelar itu plus nilai akademiknya. Si perekrut (recruiter)harus pula melaksanakan bentuk test lain seperti melakukan wawancara dengan kisi-kisi yang jelas sehingga bisa mengukur faktor lainnya yang tidak kalah pentingnya.

Salah satu faktor terpenting di luar akademik adalah yang berkenaan dengan karakter pelamar. Mengapa karakter itu penting untuk dinilai? Karena, faktor inilah akan banyak menentukan berhasil-tidaknya seseorang dalam dunia kerja yang sesungguhnya.

Keahlian itu memang sangat penting. Tanpa keahlian, apa yang bisa diandalkan untuk menangani tugas dan tanggung jawab yang spesifik? Namun, di atas keahlian, karakter personal yang baik sangat menentukan keberhasilan seseorang.

Misalnya, bagaimana dengan kemampuan berkomunikasinya? Bagaimana dengan kemampuan bekerjasama, integritas atau kejujurannya, dan soft skilllainnya? Inilah yang oleh perekrut harus dicari, dilihat, ditemukan, dan dipastikan adanya sesuai dengan kebutuhan jabatan.

Jangan sampai mendapatkan orang yang ahli di bidangnya, namun diragukan kemampuannya dalam menjalin kerjasama dalam teamwork.

Hati-hati juga dengan orang yang sangat pintar berteori atau berargumentasi, tetapi dalam praktiknya yang bersangkutan tidak pernah mampu menyelesaikan tugas yang diberikan dengan baik.

Ketika diberikan tugas, dia dengn ringan akan bilang "beres Pak", tetapi setelah itu, tidak satu pun tugas yang menjadi tanggung jawabnya dikerjakan dengan baik dan sampai tuntas.

Saya mempunyai seorang sahabat seperti itu sehingga dengan berseloroh teman-teman memanggilnya dengan sebutan Pak Beres. Ketika diberikan tugas selalu bilang siap atau beres, tapi kenyataannya tidak kunjung beres.

Lalu, Bagaimana Akhirnya?

Seperti saya sebutkan di atas, gelar akademik dan gelar profesi menjadi landasan penting dalam melaksanakan recruitment karyawan. Akan tetapi, jangan hanya bergantung dan mengandalkan gelar itu.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun