Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Surat Terbuka untuk "Sang Pejalan", Bapak Tonny Syiariel

12 Desember 2020   18:52 Diperbarui: 13 Desember 2020   05:40 539
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Inilah salah satu alasan saya menyebut sebagai kemungkinan (sangat besar) disukai oleh para kompasianer dan pembaca lainnya.

Sebagai seorang professional tour leader, kebanyakan tulisan Bapak berisi dunia traveling, dunia perjalanan wisata. Itulah mengapa saya sebut Bapak sebagai "Sang Pejalan". Maafkan saya jika istilah ini kurang tepat. Yakinlah, tak ada konotasi negatif di dalamnya.

Ada alasan lebih lanjut mengapa saya menyebut Bapak sebagai Sang Pejalan. Terutama karena Bapak melakukan banyak perjalanan, bersama wisatawan, tentu. Tidak melulu di Indonesia, bahkan lebih banyak ke negeri seberang, ke berbagai kota dan destinasi wisata dunia.

Sebagai seorang traveler dan penulis, Bapak membagikan kisah perjalanan dan objek kunjungan dengan demikian bagusnya. Bapak memiliki kemampuan menulis yang mumpuni. Saya salut itu.

Terlebih-lebih lagi, seperti Bapak pernah jelaskan, setiap kali menulis sebuah perjalanan atau kunjungan, Bapak akan melakukan riset seperlunya tentang topik atau objek dimaksud.

Meriset materi artikel untuk maksud melengkapi sajian tulisan perjalanan agar lebih afdal dan padat. Tak terkecuali agar lebih up to date data dukungnya.

Dengan modal itu, Bapak bisa menuliskannya dengan sangat baik disertai pula dengan foto-foto pendukung yang indah sekali dan berkesesuaian.

Kata orang, sebuah foto mewakili seribu kata. Benarkah? Bagi saya benar adanya. Setiap foto itu bisa dideskripsikan dengan seribu kata, bahkan mungkin lebih banyak lagi. Tergantung kemampuan penulisnya.

Akan tetapi, bukan maksud saya menerangkan perihal kaitan foto dengan kata-kata. Hanya, saya ingin memberikan apresiasi yang mendalam terhadap  foto hasil jepretan Bapak.

Apresiasi terhadap foto? Maksudnya? Begini. Foto-foto yang Bapak tayangkan sangat indah, jika tak boleh disebut sempurna. Tentu saja semua itu adalah hasil bidikan terbaik yang kemudian Bapak sajikan di kompasiana.

Untuk menghasilkan foto seindah itu tentu bukan perkara mudah. Diperlukan teknik fotografi yang mumpuni. Dibutuhkan pengalaman bergulat di dunia photography yang panjang disertai dengan kesungguhan dan ketekunan berkarya yang ajeg. Diperlukan sense of art di bidang ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun