Salam hangat, Pak Tonny Syiariel.
Dengan segala kerendahan hati ijinkan saya mohon maaf terlebih dahulu karena telah lancang mengetuk pintu rumah Bapak. Jangan terkejut ya Pak, karena saya hanya bermaksud menyerahkan sehelai surat terbuka ini langsung kepada Bapak.
Namanya juga surat terbuka, maka di samping kepada Bapak, surat ini pun boleh dan diijinkan dibaca oleh sahabat lainnya di sini.
Untuk diketahui di awal, niat saya hanyalah untuk menyampaikan kata hati dan apa yang saya pikikan. Tak lebih dari itu.
Baiklah, saya mulai saja. Kalau prolog-nya terlalu panjang, saya khawatir Bapak akan melipat  surat ini dan nggak sudi membaca lanjutannya.
Akan tetapi, saya yakin seyakin-yakinnya, hal itu tidak akan Bapak lakukan, karena pengalaman hidup telah mengajarkan betapa kesabaran merupakan sifat mulia dan sangat penting dimiliki dalam pergaulan dengan sesama. Begitu, kan Pak Tonny?
Cukup lama saya mengamati karya-karya Bapak di kompasiana. Untuk sebagian diantaranya saya ikut nimbrung di kolom komentar, memberikan apresiasi. Tidak lupa saya sertakan penilaian atau vote.
Pernahkah Bapak mengetahui betapa sejatinya artikel yang Bapak buat sudah demikian baik kalau tidak boleh dikatakan sangat baik? Pastinya menurut saya, dan sangat mungkin juga menurut kompasianer lain.
Mengapa saya berani mengatakan "sangat mungkin?" Pada setiap kata sangat mungkin, ada dua pilihan, ya yang besar dan tidak yang kecil.Â
Dari vote dan komentar para sahabat di lapak Bapak, rata-rata semuanya positif, saya dan mereka merasa artikel Bapak bermanfaat, menginspirasi, menarik, menambah wawasan, dan lainnya.