Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Belajar Mengatasi Emosi Negatif dari "Filosofi Teras"

7 November 2020   18:09 Diperbarui: 7 November 2020   18:39 776
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Di dalam Stoisisme dianjurkan untuk hidup selaras dengan alam. Apa maksudnya? Hidup yang selaras dengan alam di sini tidak diartikan sempit, misalnya hanya agar manusia dekat dengan alam lingkungan, dekat dengan tumbuh-tumbuhan, hewan, dan seterusnya.

Hidup yang selaras dengan alam dalam filsafat ini menekankan pada penggunaan nalar atau rasio oleh manusia. Karena, penggunaan rasio adalah fitrah manusia yang selaras dengan alam. "Mereka yang religius akan memandang nalar atau rasio sebagai sebuah karunia dari Sang Pencipta..," demikian ditulis dalam buku ini. Rasionalitas merupakan fitur unik dari manusia.

Tanpa menggunakan nalarnya, manusia bisa dengan mudah tergelincir menuruti hawa nafsu atau emosi negatif. Dan, emosi negatif ini lalu mewujud menjadi kata-kata dan tindakan negatif. Banyak kegaduhan terjadi karena orang tidak menggunakan nalar-nya, lebih mengedepankan emosi negatif dan hawa nafsu.

Hidup manusia yang selaras dengan alam, di samping menggunakan rasio, juga dicirikan dengan kebutuhannya sebagai makhluk sosial (social creatures). Manusia hidup sebagai bagian dari kelompok yang lebih besar.

Dikotomi Kendali

Dalam menjalani kehidupan ini, kita senantiasa menghendaki keberhasilan, ingin segalanya lancar-lancar saja, dan kita berharap bisa sukses pada akhirnya. Tetapi, kenyataannya, apa yang terjadi? Alih-alih keberhasilan, ternyata kegagalan juga terjadi dalam kehidupan kita.

Bagaimana sebaiknya kita bersikap dalam hal ini berdasarkan pemikiran filsafat Stoisisme? Disebutkan, dalam hidup ini ada hal-hal yang bisa kendalikan (kontrol) dan ada pula hal-hal yang di luar kendali kita.

Ada sejumlah faktor di luar kendali kita yang ikut menentukan keberhasilan itu. Hal inilah yang harus disadari. Keberhasilan dan kegagalan kita sebagian ada di luar kendali kita. Oleh karena itu, tingkat keberhasilan kita tak seratus persen tergantung pada kita.

Yang bisa kita kendalikan, menurut filsafat ini, adalah persepsi, pendapat, atau opini kita. Yang kita bisa kendalikan adalah respons kita terhadap kejadian atau peristiwa yang menimpa kita.

Sedangkan sebagian dari hasil atau peristiwa yang terjadi belum tentu dalam kendali kita. Hal yang berada di luar kendali kita antara lain pendapat atau opini orang lain terhadap kita.

Epictetus, salah seorang penganut aliran Stoisisme, menulis, "Somethings are up to us, some things are not up tu us."  Ada hal-hal di bawah kendali (tergantung pada kita) dan ada pula hal-hal yang tidak di bawah kendali (tidak tergantung) pada kita.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun