Pertama-tama kita bicarakan apa sih yang dimaksud Manson dengan "bersikap bodo amat"? Sementara kita dianjurkan peduli terhadap orang lain, kok buku ini malah mendorong pembaca untuk tak peduli terhadap sekitar?
Begini. Manson sejatinya mengajak pembaca untuk tidak memberikan perhatian alias ngurusi semua hal yang terjadi. Menurutnya, manusia akan merasa tertekan dan selalu merasa bersalah jika menggunakan konsep berpikir seperti itu. Bukanlah semua hal atau peristiwa yang kita lihat harus menjadi tanggung jawab kita! Tidaklah semua hal harus menyita perhatian kita, kecuali kita ingin dibuat pusing dan tersungkur lantaran sudah memilih sikap ini.
Manson mengajurkan pembaca bukunya untuk memilih hal-hal yang penting dan bermakna dalam hidup dan berfokuslah hanya ke situ. Â "..menemukan sesuatu yang penting dan bermakna dalam kehidupan mungkin menjadi cara yang paling produktif untuk memanfaatkan waktu dan tenaga Anda. Karena, jika tidak menemukan sesuatu yang penuh arti, perhatian Anda akan tercurah untuk hal-hal yang tanpa makna dan sembrono."
Penulis bahkan mengingatkan pembaca bahwa hidup manusia sangat terbatas. Pada saatnya kita semua akan meninggal. Jadi, waktu hidup di dunia ini terbatas adanya. "Dan, jika Anda memedulikan setiap hal dan setiap orang tanpa pertimbangan atau pilihan yang matang---well hidup Anda akan kacau," tulisnya.
Nilai-Nilai Sampah
Tak hanya sampai di situ. Mark Manson kemudian mengaduk-aduk cara berpikir kita dengan mendegradasi beberapa nilai yang mungkin selama ini kita agung-agungkan atau minimal kita jadikan pegangan.
Salah satunya adalah nilai kenikmatan. Barangkali ada orang memandang nilai ini merupakan nilai penting dalam kehidupan, bahkan terpenting. Tetapi, penulis buku menjelaskan bahwa kenikmatan itu memang menyenangkan, namun akan menjadi nilai yang menakutkan jika dia dijadikan prioritas dalam kehidupan.
Bayangkan, misalnya, untuk mengejar kenikmatan seksual orang menjadi "tukang selingkuh" dan menelantarkan keluarga. Akankah nilai ini membuat si tukang selingkuh bahagia? Demikian pula orang yang enggan berhenti makan -- yang memberikan kenikmatan, membuatnya kian lama kian gembul hingga sulit bergerak. Apakah kenikmatan makan tersebut membawa kesehatan?
Nilai lainnya yang dimasukkan sebagai kategori nilai sampah oleh Manson adalah kesuksesan material. Nilai ini mungkin bagi sebagian orang merupakan nilai tertinggi yang wajib dikejar mati-matian. Dengan kesuksesan material, menurut mereka, segala-galanya menjadi mudah.
"Banyak orang mengukur martabat mereka berdasarkan pada seberapa besar penghasilan mereka atau mobil jenis apa yang mereka kendarai atau apakah rumput di halaman rumah mereka lebih hijau dan indah daripada milik tetangga sebelah."
Masalah akan muncul ketika penempatan nilai kesuksesan material itu menjadi berlebihan, bahan berada di atas nilai lainnya, seperti kejujuran, anti kekerasan, dan kasih sayang. "Ketika orang sudah mengukur dirinya semata-mata dengan aneka simbol status yang mereka kumpulkan, bukan hanya mereka termasuk manusia yang dangkal, juga mereka adalah orang-orang bangsat," cetus Manson.