Sumber gambar: https://id.pinterest.com/pin/313985405274875573/
Olahraga adalah aktivitas wajib. Kita telah yakin seyakin-yakinnya bahwa olahraga bisa membantu kita agar tetap sehat, jiwa dan raga. Penelitian tentang ini telah dilakukan, pengalaman pun menunjukkan kecenderungan yang sama pada manusia yang pada intinya menyebutkan bahwa dengan berolah raga hidup kita menjadi lebih sehat.
Oleh karena itu, sangat dianjurkan untuk secara rutin berolahraga, apa pun jenis olahraga yang disukai. Jenis olahraganya pun bisa dipilih sesuka hati dan sesuai dengan kondisi tubuh. Telah diciptakan beragam jenis olahraga yang bisa menjadi pilihan. Tinggal memilih, mau satu, mau dua, atau lebih, silakan.
Aspek kontinuitas rupanya penting sekali dalam aktivitas ini. Tak baguslahlah kalau kita berolahraga dengan rajin pada suatu waktu kemudian berhenti sama sekali dalam waktu lama. Malah hal seperti ini bisa menurunkan kondisi kesehatan dan kebugaran tubuh dan kondisi psikis kita.
Biasanya Olahraga di GOR
Saya biasanya berolah raga di gelanggang olah raga (GOR) terdekat. Bukan bulutangkis, tenis, sepakbola dan lainnya melainkan beladiri Shorinji Kempo.Â
Kami biasa berlatih di sebuah gedung yang telah disediakan pemerintah setempat. Ada matras dan perlengkapan olahraga lainnya. Gedungnya lumayan besar. Bisa menampung sekitar 60 orang. Kalau lebih dari itu akan susah bergeraknya.
Biasanya kami berolahraga bersama teman-teman setiap dua minggu sekali di gedung itu. Berlatih bersama dengan sesama kenshi (anggota Kempo) sangat menyenangkan.Â
Tapi, karena masa pandemi ini, kegiatan di GOR dihentikan sama sekali. GOR ditutup dari aktivitas olahraga untuk sementara waktu.  Apalagi ada imbauan dari Pengurus Besar Perkemi untuk tetap berlatih tetapi  di rumah. Akhirnya, dalam dua bulan terakhir, para anggota berlatih di rumah masing-masing.
Berlatih di Rumah Saja
Kalau sudah berlatih di rumah, biasanya tak hanya 2 kali seminggu, bahkan bisa 4-5 kali seminggu. Nah, kalau sudah ngomongin olahraga di rumah, maka bakalan jadi heboh. Hebohnya dimulai pada sore hari, sekitar pukul 17.00, saat olahraga dimulai.
Ada empat orang di rumah. Pilihan olahraganya berbeda-beda. Kalau saya ya olahraga Kempo dengan cara tersendiri. Saya berlatih di ruang tamu dengan sedikit menggeser perabotan di situ. Agak sempit sih tempatnya, tapi, ya, mau bagaimana lagi? Yang penting bisa bergerak. Toh hanya diperlukan space untuk satu orang saja.
Lalu istri olah raga senam erobik mengikuti gerakan yang ada di youtube yang ditonton dari layar televisi di ruang keluarga. Nah kalau senam pasti ada musiknya, kan?Â
Maka, musik pun terdengar mengiringi senam itu, he he he. Ia pun harus memindahkan dua kursi ke pinggir sehingga sedikit lebih leluasa bergerak. Tak seperti di tempat senam sesungguhnya, tentu.
Olahraga yang Bikin Heboh
Lalu bagaimana dengan kedua anak? Anak pertama, cewek, sukanya yoga, jenis olahraga yang disukai dan ditekuninya sejak lama. Ia akan memasang matras kecil terlebih dahulu di teras rumah untuk kepentingan latihan yoga ini, baru kemudian ia mulai melakukan pemanasan sebelum melanjutkan gerakan meliuk-liukkan badannya.Â
Ia sangat menikmati gerakan olahraga ini. Biasanya gerakan yoga dilakukan dengan diiringi musik yang relatif lembut. Beberapa gerakan yang bagi saya sulit, ia bisa melakukannya dengan cukup baik.
Nah, boleh dibayangkan suara musik dari senam dan dari yoga berpadu jadi satu karena tempatnya bersebelahan, he he he. Heboh, kan? Ya, tapi enjoy saja. Tapi, ssstt suaranya tidak boleh keras-keras agar tetangga tak merasa terganggu oleh suara musik itu.
Anak lelaki saya memilih olahraga senam juga, tapi tidak memanfaatkan senam yang ada di youtube. Ia memiliki cara senam sendiri yang ada hitungannya.Â
Ia akan melakukan gerakan-gerakan tertentu dan setiap gerakan itu ada limit waktunya. Ia melakukan secara berurutan. Jika seluruh gerakan yang sudah dia hafal itu dilakukan, maka peluhnya pun akan mengucur deras. Artinya, olahraganya sudah cukup.
Yang Penting Hati Senang
Begitulah kami berolahraga hampir setiap sore. Tapi, olahraga ini lebih pada kebugaran. Bisa keluar keringat saja sudah sangat senang. Hidup jadi lebih bersemangat dan tidak melempem lantaran lebih banyak di rumah. Tak ada target prestasi, harus begini begitu. Yang terpenting menyenangkan dan membuat badan sehat dan bugar.
Kami juga menjaga jangan sampai berolahraga terlalu berat atau berlebihan karena jika demikian daya tahan tubuh akan drop sehingga rentan terserang penyakit. Berolahraga selama  45 menit sampai  1 jam dalam sehari sudah cukup. Sekali lagi, yang penting hati senang, badan pun sehat.
( I Ketut Suweca, 10 Mei 2020).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H