Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Hobby Pilihan

Menulis tentang Apa dan Mulai dari Mana?

3 Mei 2020   15:42 Diperbarui: 3 Mei 2020   15:40 392
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Itulah yang dulu seringkali saya praktikkan walau sekarang jarang saya lakukan. Outline-nya cukup di dalam kepala saja.

Akan tetapi, bagaimana kalau tetap saja mentok? Bersabarlah. Tulis dan tulis saja secara berlanjut. Apa yang terpikir, itulah yang ditulis. Tetaplah setia memedomani kerangka karangan yang sudah disiapkan.  Teruslah menulis sampai semua paragraf dikembangkan menjadi alinea, sampai seluruh naskah selesai ditulis.

Potong Saja Seperti Memotong Tumpeng

Selanjutnya, perhatikan paragraf paling atas saat melakukan editing. Paragraf yang berada tepat di bawah judul itu lho. Jika bagian ini terasa tidak pas, bahkan masih kacau, potong saja seperti layaknya memotong tumpeng.

Jangan banyak pikir, potong saja! Memotong tulisan sendiri tak dilarang kok. Dunia pun tak akan kiamat karenanya, he he. Terkadang ada perasaan kasihan memotong hal-hal yang sudah susah-sudah dibuat. Ya, pokoknya, potong saja!

Mengapa sih memotong harus  dari atas? Logikanya, ketika mulai menulis artikel, mungkin kita masih mencari-cari bentuk dan kata-kata yang tepat. Hasilnya pun belum sesuai, kita belum merasa sreg, sehingga bagian itu layak dipotong saat editing. Lalu? Jadikan paragraf kedua menjadi alinea pertama. Tinggal edit sedikit di sana-sini. Udah, selesai.

Itulah yang saya sampaikan ketika calon penulis yang penuh semangat menghampiri saya dan bertanya tentang "mulai dari mana?" dulu. Jika sekarang ada yang bertanya seperti itu, saya akan jawab dengan cara yang sama. Jawaban dari seorang praktisi yang bukan ahli.

( I Ketut Suweca, 2 Mei 2020).

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Hobby Selengkapnya
Lihat Hobby Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun