Sulitkah? Kalau belum dibiasakan, pasti sulit. Yang diperlukan adalah pembiasaan menyampaikan pujian. Selalulah bertanya dalam hati, adakah hal kecil sekalipun yang pantas saya puji tentangnya? Sepatunya yang bersih, kalungnya yang baru, senyumnya yang manis, masakannya yang enak, pekerjaannya yang rapi, misalnya. Sekali lagi, pujian yang berhasil adalah pujian yang tulus. Selalu harus diingat, pujian lebih banyak melahirkan kebaikan, bukan keburukan. Menyampaikan pujian perlu dipraktikkan sehingga menjadi kebiasaan.
Terkait ini, ada baiknya kedua pihak, baik suami maupun istri, mulai menginventarisasi hal-hal baik dan positif pada pasangan. Bisa hal-hal yang berkenaan dengan fisik, boleh juga yang berkaitan dengan perilaku dan kebiasaan baik yang dilakukannya. Sudahi menginventarisasi kejelekan, kekurangan, keburukan pasangan, lalu mengkritik. Sebaliknya, temukan setiap hal yang baik yang ada padanya. Setiap orang pasti memilih hal-hal baik atau positif. Cermati dan lihatlah.
Contohnya?
Ia suka berderma kepada orang tak punya.
Ia suka membersihkan rumah.
Ia biasa mengenakan sepatu yang bersih dan mengkilat.
Ia terlihat anggun mengenakan gaun kesayangannya.
Ia terlihat lebih cantik dengan lipstik baru.
Ia rajin membaca buku.
Ia rajin menyisihkan penghasilan dengan melakukan investasi.
Ia selalu berusaha menjaga rumah tetap rapi.