Mohon tunggu...
I Ketut Suweca
I Ketut Suweca Mohon Tunggu... Dosen - Dosen - Pencinta Dunia Literasi

Kecintaannya pada dunia literasi membawanya suntuk berkiprah di bidang penulisan artikel dan buku. Baginya, hidup yang berguna adalah hidup dengan berbagi kebaikan, antara lain, melalui karya tulis.

Selanjutnya

Tutup

Inovasi Pilihan

Belajar Banyak Hal dari Pendiri Kompas, Jakob Oetama

1 April 2019   20:06 Diperbarui: 9 September 2020   14:24 379
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Jakob Oetama, 15 Mei 1994. (Foto: KOMPAS/ JB SURATNO)

Tentang Kepemimpinan Ngemong

Jakob Oetama menerapkan pola kepemimpinan yang disesuaikan dengan budaya Jawa,  yakni ngemong. Kata ngemong iini singkat sederhana, tetap sarat makna. Inti dari manajemen dan kepemimpinan itu adalah ngemong. 

Ngemong itu artinya tahu diri bahwa manusia bisa merasa tidak mampu melakukan segala-galanya sehingga memilih mengorganisasikan keahlian, kelebihan dipadukan dengan kelebihan orang lain dalam sebuah usaha bersama.

Kata Jakob, "Saya tidak tahu bisnis, tetapi saya tahu diri kalau saya tak tahu bisnis. Hanya karena otak saya dikaruniai kecerdasan lumayan, dengan kemauan belajar, saya bisa menangkap apa yang diperlukan. Katakan saja, orang yang pegang bisnis, ya, harus tahu bisnis. 

Yang pegang uang bukan hanya harus jujur dan bisa menghitung uang, tapi harus juga bisa tutup mulut, etika profesi keuangan yang sangat diperlukan. Modal lainnya, saya dianugerahi talenta bisa ngemong."

Tentang Paperless World

Seperti ditulis pada halaman 204 buku ini, ada sebuah pertanyaan yang muncul dan menghantui media cetak: benarkah akan datang paperlees world. Benarkah media cetak hidupnya tinggal menghitung hari? 

Selama ini, sejarah menunjukkan, tampilnya medium baru tidak menggantikan medium lama. Radio tidak menggantikan surat kabar, demikian pula film.

Dalam zaman cyber space, demikian ditulis dalam buku ini, apakah tidak lagi berlaku pola lama, yakni terjadi saling mengisi antara media lama dan media baru? 

Apakah media baru akan menggantikan media lama serta mematikan media cetak? Inilah sederet pertanyaan di kalangan pengelola dan pengamat media.

"Yang jelas, media cetak harus memperbaharui dan menyegarkan diri, melakukan adaptasi. Besarlah dampak media elektronik terhadap media cetak. Media baru tidak dihambat oleh time and space, sehingga penyebaran dan kehadirannya serentak ke mana-mana dan di mana-mana," tulis St Sularto mendeskripsikan pemikiran Jakob Oetama.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Inovasi Selengkapnya
Lihat Inovasi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun