Mohon tunggu...
Ecik Wijaya
Ecik Wijaya Mohon Tunggu... Penulis - Seperti sehelai daun yang memilih rebah dengan rela

Pecinta puisi, penggiat hidup

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Aku Sangat Malu; Aku Cemburu!

13 November 2023   22:54 Diperbarui: 13 November 2023   22:56 99
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Dalam pandangan mata lemahku

Pada hamparan taman berbunga

Karpet rerumputan yang hijau, istana-istana berdiri

Aku menciumi seraut wajah dengan rindu

Membuatku menangis  sesak

Sampai aku merasa akan buta

Sampai aku merasa akan tenggelam 

Pada pusaran sungai  airmata yang tak berujung

Oh hati

Bagaimana puasa pada perut yang menderita

Bagaimana puasa pada hati si pecinta

Bisa dijalani sedemikian rupa

Masih terbingkai dalam senyum sempurna

Tak ada keluh resah dalam keguncangannya

Selain puja puji syukur yang menerjang  mata hatiku

Aku rasa cemburu memburu tiba-tiba

Oh mata

Pada siapa sebenarnya diri  ini menangis

Mengapa aku yang terluka

Mengapa  aku yang berduka

Mengapa aku yang merasa kalah

Padahal taman berbunga milik mereka

Rumput yang hijau teduh pun milik mereka

Apakah aku sungguh cemburu

Oh lidah

Kau berkata tidak, tapi  yang fitrah menolak

Mengapa kau masih silang kata

Berbantah bahwa mereka yang menderita

Adalah pemilik  istana sebenarnya

Bukan aku yang mewangi dunia

Dan benar mereka pemiliknya, 

Mereka yang jernih  bukan aku 

Apakah aku  jatuh dalam sungai cemburu

Memang pada deritanya, pada lukanya, pada matanya, pada laparnya, pada kehilangannya

Ada taman berbunga yang memiliki rumput kehijauan abadi

Mata yang terbuka dan hati  yang terang bakal cemburu

Seperti aku yang menangisi diri sendiri

Karena lupa diri, lupa tujuan, lupa kehakikian

Lalu masih berkata aku bagian dari mereka

Tanpa berbenah perut, tangan, kaki, mata , telinga, apalagi hati!

Sungguh, kali ini aku memilih tenggelam

Aku sangat malu!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun