“Tong … tong”
Fasya melirik gelas bening yang sekarang berwarna jingga terang dengan bintik – bintik embun diluar gelas, sangat menggoda. Tapi nggak ada rempah- rempahnya … huff.
(Rempah – rempah yang dimaksud Fasya adalah gumpalan – gumpalan yang biasanya mengambang di atas es hasil proses pembuatan es jeruk sari yang tidak sempurna.Ggara – gara Fasya bikin es dengan cara yang nggak tepat. Maklum anak 5 tahun, jadi begitu serbuk instan ditabur di gelas, saat itu juga es batu ikutan nyemplung, trus diguyur air. Air es. Hasilnya adalah : Es Jeruk Sari, full gumpalan. Tapi menurut Fasya justru itu seninya. Minum es jeruk sari yang berseni, meskipun gara – gara itu Fasya sering batuk)
“Tong … tong”
Es buatan ayah lomba diam dengan Fasya, sampai Ayah bertanya : “Fasya tadi sholat apa, Nak? Kok 2 rakaat?” Fasya garuk – garuk kepala, “Ndak tahu, Ayah”
“Lho …? Terus tadi niatnya gimana?”
“Uh …niatnya ushalli sunnatan…”
“Tong … tong, bambu itu bunyi lagi.
Ayah menunggu lanjutannya “Ya, Nak …? Ushalli sunnatan…?
“Tong … tong”
“Ehm … ushalli sunnatan… ndak ada lagi”. Mata Fasya mulai berkaca – kaca.
“Tong …tong”