Mohon tunggu...
Ben Siadari
Ben Siadari Mohon Tunggu... profesional -

For today and its blessings, I owe the world an attitude of gratitude

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Berburu Mie Lidi ke Pasar Senen

23 Februari 2011   02:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:21 4888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Oh, itu serumpun dengan Sidabutar, Sijabat, Sidabalok. Juga masuk Parna,” kata saya.

Wah, kalau begitu saya harus panggil Tulang. Ibu saya boru Simbolon. Horas ma di tulang i,” kata dia sambil menyalami saya.

Maka itu, jangan kau bikin mahal-mahal sama Tulang mu ini,”kata saya.

Tidak dibikin mahal Tulang. Sudah murah itu…” kata dia.

Sudah, Rp10 ribu aja sekilo ya? Itung-itung harga perkenalan sama Tulang kau ini,” kata saya.

Ia terdiam, tetapi kemudian bertanya kepada si Bapak yang duduk di belakang meja kasir. Harga Rp10 ribu sekilo itu akhirnya deal. Dalam hati saya berpikir, ternyata tak terlalu banyak hasil dari ‘pendekatan kultural’ ini, cuma bisa menurunkan harga Rp1000. Tapi kalau dipikir-pikir lagi, menurunkan harga Rp1000 per kilo sudah lumayan kan? Coba kalau beli 1000 kilo, sudah berapa banyak tuh?

()()()

Kini di dapur sudah ada teronggok satu kilogram mie lidi. Selama sepekan ini mungkin tak kan ada lagi satu hari pun yang terlewat di rumah kami tanpa sarapan mie lidi. Untuk sementara, libur dulu mengunjungi lepau Mie Aceh di Ariaputra.

(selesai) Ciputat, 16 November 2008

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun