Mohon tunggu...
Ben Siadari
Ben Siadari Mohon Tunggu... profesional -

For today and its blessings, I owe the world an attitude of gratitude

Selanjutnya

Tutup

Catatan

Berburu Mie Lidi ke Pasar Senen

23 Februari 2011   02:01 Diperbarui: 26 Juni 2015   08:21 4888
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Pencarian terakhir di kawasan tempat kami tinggal saya tujukan ke Pasar Ciputat. Cukup 20 menit mencapainya dari rumah. Becek, bau, ramai, macet dan hiruk-pikuk, tetapi tetap saja ada rasa bergairah memandangi onggokan sayur-mayur, petai bertandan-tandan tergantung seperti mengimbau, rombongan ikan lele berenang-renang di ember besar berair mancur, buah dengan susunan menggunung, arang kayu berkarung-karung, kelapa kupas yang siap diparut dan aneka komoditas tradisionil lainnya. Saya menelusup mencari kios yang konon selalu menyediakan bumbu dan rempah khas kebutuhan orang Batak. Dari seorang teman, kami pernah diberitahu bahwa di Pasar Ciputat ada kios yang demikian. Tapi setengah jam saya habiskan, tak jua bertemu. Tiap kios yang menjual mie, saya bertanya apakah mereka menjual mie lidi. Hasilnya nihil. Pencarian terpaksa saya hentikan.

Kini tidak ada pilihan. Saya harus menuruti petunjuk si pemberi perintah, bahwa mendapatkan mie lidi hanya bisa dilakukan di Pasar Senen. Sebetulnya ada rasa dongkol. Kenapa sih komoditas tradisional sejenis mie lidi, yang sudah ada sejak seporsi mie harganya cuma limper, harus bersusah-payah mencarinya? Kenapa saya yang tinggal di Propinsi Banten, harus menyeberang propinsi dulu untuk mendapatkannya?

()()()

Maka beberapa hari lalu pada suatu siang, saya telah menemukan diri berdiri di lorong sempit kios-kios di Pasar Senen. Dari seorang ibu empunya toko kelontong yang besar, saya mendapat informasi bahwa pedagang mie lidi ada di deretan pinggir, di dekat-dekat pedagang ole-ole Medan dan pedagang ulos. Saya segera bergegas ke sana. Di atas lapak-lapak telah berjejer bungkusan mie lidi ukuran satu kilo-an. Seorang anak muda menyapa saya.

Cari apa Pak?”

Cari mie lidi.”

Ini dia.”

Berapa ini?”

Sekilo, Rp11 ribu.”

Ah yang benar. Jangan mahal-mahal lah…”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Catatan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun