G.R.Ay masih ingat bahwa dia juga hanya boleh keluar saat sedang menghadapi ujian tulis di perwakilan Kampus UT di Pusat Kota setiap semesternya dan itu pun juga dengan pengawalan yang ketat. Semua itu harus dia jalani sampai dinyatakan lulus dan diwisuda.
Tiba-tiba hatinya menjadi pedih dan merasa bersalah sampai air matanya mengalir deras tak terbendung sambil tersedu saat ingat ayahandanya, KGPH Ramdhanu Adi Wasana yang wafat karena serangan jantung selepas menikahkan kakaknya, G.R.A Azijah dengan Gusti Raden Pangeran Subekti Hari Prabowo.
Dirinya sama sekali tidak diperkenankan keluar dari Istana Pengasingan untuk mengantarkan jenazah Kanjeng Susuhunan Ramdhanu Adi Wasana, ayahanda yang dicintainya ke peristirahatan terakhirnya.Â
Sungguh hukuman yang berat atas aib yang diperbuatnya, tapi semua penyesalan sudah terlambat.
"Maafkan anakmu yang penuh dosa ini dan telah membuat aib ayahanda dan keluarga keraton!" Bibir mungil G.R.Ay Kamelia berulangkali terucap lirih untuk memohon ampun sambil menyeka air mata dari netranya yang mulai memerah.
Bersambung
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H