Postur tubuhnya yang tinggi atletis dengan hidung mancung serta berkumis tipis memang membuat terlihat sangat tampan. Tidak heran, seringnya bertemu dengan G.R.A Kamelia, benih-benih cinta bersemi di hati mereka berdua yang masih remaja.
Baca Juga  :  Rahasia Gusti Raden Ayu Kamelia Fadila dan Gadis Penari Nasyabilla (Bagian 3)
Hanya sayangnya, status Kusworo, bukanlah seorang ningrat dibanding dengan G.R.A Kamelia. Dia putra abdi dalem jajar dan merupakan seorang dari kasta rakyat jelata. Namun semua paham bahwa cinta buta tidaklah mengenal kasta.
Sampai akhirnya, terjadilah hubungan terlarang selama mereka berpacaran diam-diam dan sudah melebihi norma agama, adat, dan masyarakat sehingga G.R.A Kamelia hamil. Hal itu tentu saja menggemparkan keluarga Keraton dan dianggap aib keluarga.
Kanjeng Gusti Ratu Azijah mengingat betul setelah menyerahkan bayi mungil yang diberi nama Rizqita Hayyu di malam itu. Semua anggota keluarga Istana keraton dilarang menemuinya. Termasuk juga dirinya dan Pangeran Sentana, Banu Wibiyoso.
Hanya saja, G.R.A Azijah tetaplah tidak tega. Sesekali dia menyuruh seorang abdi dalem keparak kepercayaannya untuk melihat dan mencari tahu kondisi Nurul Puspita dan suaminya Kusworo serta anaknya Kamelia, Rizqita Hayyu dan melaporkan keadaannya secara pribadi padanya.
Dalam waktu yang tidak begitu lama, akhirnya tragedi Gejayan meletus dan terjadi demonstrasi besar pada saat gaung reformasi pada tahun 1998.Â
Banyak rumah penduduk dan bangunan yang dibakar. Toko-toko juga dijarah. Apalagi adanya isu pemerkosaan di daerah itu oleh banyak orang yang tidak dikenal. Bahkan dikabarkan banyak korban yang meninggal karena peristiwa memilukan tersebut.
Baca Juga  :  Rahasia Gusti Raden Ayu Kamelia Fadila dan Gadis Penari Nasyabilla (Bagian 4)
Semenjak kerusuhan itu, keberadaan Nurul Puspita Rawadanti, Kusworo Adi Pranoto dan juga Rizqita Hayyu lenyap bak ditelan bumi tanpa ada kabar keberadaannya apakah mereka hidup atau mati setelah kerusuhan yang menyedihkan tersebut.
G.R.A. Kamelia pun yang saat itu masih diasingkan di Istana keraton di pinggir kota juga tidak mengetahui adanya peristiwa itu karena semua informasi apapun tentang anaknya tidak sampai ke telinganya.