Dia tahu dan sering mendengar nama Gusti Raden Mas Subekti Hari Prabowo, namun wajahnya seperti apa, karakternya, kepribadiannya dan juga semua hal tentang diri dari pangeran tersebut, dia sendiri juga tidak mempunyai data secara jelas, namun dia juga harus patuh menerima akan titah raja yang dianggapnya sebagai hukuman juga.
"Sendiko dawuh, Gusti Kanjeng Pangeran Harya Ayahanda! Saya menerima dan patuh dengan titah raja!" Sambil berlinang air mata, G.R.A Azijah duduk dan sujud di depan ayahandanya sambil merapatkan kedua telapak tangannya sebagai isyarat penerimaan akan perintah.
"Ketiga dan titahku yang terakhir untuk Kamelia...!" Kalimat KGPH Ramdhanu terhenti dan sepertinya beliau sedang mengambil napas panjang yang seolah-olah berat untuk bertitah. Suaranya bergetar seperti menahan beban perasaan sedih, marah, dan kecewa.
Melihat hal itu, semua yang berada di dalam ruang pertemuan menjadi ikut menangis namun tidak berani bersuara. Hanyak isak tangis terdengar di sana-sini termasuk juga para abdi dalem keparak.
Baca Juga  :  Rahasia Gusti Raden Ayu Kamelia Fadila dan Gadis Penari Nasyabilla (Bagian 3)
Setelah KGPH Ramdhanu bisa menguasai emosi dirinya, beliau pun melanjutkan titahnya. "Terhitung malam ini, kamu Kamelia akan diasingkan di Istana sebelah timur di luar Istana Keraton Utama yang jauh dari masyarakat di pinggir kota!"
Semua yang berada di dalam ruang pertemuan dan mendengar titah beliau, meskipun terkejut mereka hanya mampu menunggu kalimat titah berikutnya dari junjungan mereka.
"Kamu tidak boleh keluar dari istana bahkan sampai kamu melahirkan bayi haram yang tidak diharapkan untuk hadir di Istana ini!"
"Setelah tiga bulan kamu menyusui bayimu! Aku perintahkan kepada Pangeran Sentana untuk membawa dan memberikan bayi itu pada ayahnya, Kusworo Adi Pranoto dan istrinya Nurul Puspita Rawadanti untuk dirawat di luar Istana Keraton!" Lanjut titah beliau Kanjeng Susuhunan.
"Selanjutnya sebagai hukumanmu, untuk batas waktu yang tidak ditentukan, kamu juga dilarang bertemu dengan siapa saja termasuk semua anggota kerajaan bahkan dengan anakmu sendiri, terkecuali kakakmu, Gusti Raden Ajeng Azijah dan Pangeran Sentana serta abdi dalem keparak yang ditunjuk untuk melayanimu!"
Seketika ruangan menjadi gaduh dan heboh karena beberapa anggota keluarga kerajaan dan juga para abdi dalem tampak sangat terkejut dengan perintah raja yang dianggap sebagai hukuman yang sangat berat dan itu sama saja dengan diasingkan atau dibuang dari keluarga.