"Dengar baik-baik!.... Sebagai hukumanmu! Minggu depan, kamu harus menikah dengan abdi dalem Mataya, Nurul Puspita Rawadanti!" titah selanjutnya dari KGPH Ramdhanu pada Kusworo.
Sontak semua yang mendengar titah Raja tersebut sangat lebih kaget dan langsung melirik ke abdi dalem Mataya, Nurul dan juga pada Kusworo dengan ekspresi penuh kekagetan di wajahnya. Tampak Kusworo menundukkan kepalanya sambil memejamkan matanya. Badan dan tangannya terlihat gemetar.
Sementara itu, abdi dalem Mataya, Nurul Puspita Rawadanti yang diberi tugas untuk menjaga dan melatih seni tari keraton, khususnya Tari Bedhaya pada Gusti Raden Ajeng Kamelia tampak diam mematung sejenak. Namun, segera bersujud dan merapatkan kedua telapak tangan di atas kepalanya dan menjawab titah raja tanpa ragu.
"Sendiko dawuh, Kanjeng Gusti Pangeran!"
Meskipun mengabdi sebagai abdi dalem Mataya di Istana Keraton, sebenarnya Pendidikan Nurul juga tidak rendah. Bahkan dia sudah menyelesaikan gelar sarjananya di jurusan seni tari Institut Seni Tari Yogyakarta. Menjadi abdi dalem mataya istana adalah pilihan hidupnya dan dianggap sebagai sebuah kehormatan baginya.
Sebagai sosok lajang yang selalu menjaga penampilannya, Nurul dikenal sebagai abdi dalem mataya yang cantik, langsing dan terampil dalam menari. Namun, dia juga berasa bersalah dan secara tidak langsung mempunyai andil kesalahan sampai putri kerajaan, G.R.A Kamelia menjadi hamil adalah akibat kelalaian dalam pengawasan dirinya. Oleh karena itu, dia harus ikhlas dan rela menerima hukuman yang dijatuhkan raja padanya.
Baca Juga  :  Rahasia Gusti Raden Ayu Kamelia Fadila dan Gadis Penari Nasyabilla (Bagian 2)
"Dan sebagai hukumanmu! Kamu!....Kamelia!" Setengah berteriak sambil mengacungkan jari telujuknya pada G.R.A Kamelia.
Semua menjadi terkejut karena baru kali KGPH Ramdhanu memanggil anak perempuan yang yang nomor dua tanpa menyebutkan gelar ningrat di depan namanya.
Mereka mengetahui bahwa sebelumnya Raja sangat memanjakan G.R.A. Kamelia dan memberikan kebebasan padanya untuk mengikuti berbagai kegiatan baik di sekolah atau pun di lingkungan Istana Keraton.
" Terhitung malam ini, Kamu!.....Kamelia! .....Putri yang telah membawa aib bagi Istana, kamu harus......!"