Untuk memastikan semuanya aman, sesekali Sanichi menoleh pada Keiko yang terlihat sedang tertidur lelap meskipun berselimutkan jerami kering yang ada di gubuk kosong itu
Sambil duduk menghangatkan badan di depan api unggun, pikiran Sanichi kembali mencoba untuk mengingat malam mengerikan akan perang di Istana Osaka yang tidak akan pernah bisa dilupakannya.
Dirinya adalah Sanichi Moriyama, seorang samurai tingkat menengah yang menjadi anak buah dan mengabdi penuh pada tuannya di Istana Osaka pada era Keshogunan Tokugawa di masa Edo di Negara Jepang di awal tahun 1599.
Semenjak kecil, dia sudah dilatih oleh ayahnya, seorang samurai dan ahli pedang yang sangat disegani oleh para samurai lainnya. Tempat tinggalnya yang berada di tengah hutan bambu, membuatnya bisa berlatih ilmu pedang dari ayahnya dengan menyerap unsur dan energi alam di sekitar hutan tersebut.
Berkat keahliannya bermain pedang, tidak heran, di usia muda, Sanichi sudah mampu menjadi pasukan pengawal dari kasta Samurai untuk melindungi tuannya. Tugas itu diberikan padanya karena ayahnya gugur dengan gagah berani di medan peperangan sebelumnya untuk melindungi Istana Osaka.
Bagi Sanichi, ada tugas khusus yang harus dilakukan dan untuk itu dia harus bisa meloloskan diri dari Osaka-jo, yang berlokasi di Provinsi Setsu, jatuh setelah diserang oleh para pasukan samurai dari Kyoto yang dipimpin oleh Takeshi Kobayashi. Beliau adalah seorang Daimyo atas perintah dari Keshogunan Tokugawa di pertengahan tahun 1601.
Banyak dari rekan-rekannya sesama samurai yang dibantai habis demi mempertahankan Istana Osaka dari serbuan pasukan musuh dari luar istana.Â
Perang yang berlangsung selama dua hari itu akhirnya berhenti setelah Seichiro Yamaguchi, yaitu Daimyo yang memerintah di Osaka-jo dan dia adalah samurai bijak yang menjadi tuannya, telah ditangkap oleh pihak lawan pimpinan Takeshi Kobayashi.
Demi menjaga kehormatannya, Seichiro Yamaguchi beserta anak dan istrinya bahkan ibunya juga memilih untuk harakiri dengan cara menusuk perut mereka sendiri dengan Wakizashi, yaitu sebilah pisau kecil dan saat mereka mati, kepala mereka semuanya dipancung atas perintah dari Daimyo yang baru, yaitu Takeshi Kobayashi.
Sedangkan para samurai yang menjadi pengawal Istana Osaka yang telah tertangkap dan tidak mau tunduk serta hormat pada Daimyo yang baru, mereka semua memilih untuk Seppuku, yaitu bunuh diri secara massal untuk menunjukkan rasa kesetiaan mereka pada tuannya terdahulu dimana mereka mengabdi.