Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Artikel Utama

Menjaga Punahnya Permainan Tradisional Anak di Era Digital Game

3 Mei 2024   20:37 Diperbarui: 4 Mei 2024   19:02 2317
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Bila tertangkap, mereka akan dikenai hukuman, entah menyanyi atau kehilangan poin nilai dan seterusnya sesuai kesepakatan sebelum permainan dilakukan.

Tim P-5, X-1, Siap memperagakan permainan tradisional anak. Sumber gambar dokumen pribadi
Tim P-5, X-1, Siap memperagakan permainan tradisional anak. Sumber gambar dokumen pribadi

Ada juga Rangku Alu, yaitu permainan melewati batang bambu yang dibuka tutup secara berirama dan bergerak teratur. Bila tidak berkonsentrasi dan ada salah satu pemain yang jatuh atau salah melangkah, tim mereka dinyatakan kalah.

Permainan tradisional anak lainnya juga tidak kalah mengasyikkan untuk dicermati mengingat anak-anak di era generasi milenial atau generasi Z tersebut sudah hampir tidak mempunyai waktu dan kesempatan untuk melakukannya di lingkungan tempat tinggal mereka.

Mengapa demikian?

Coba saja dicermati sendiri, pernahkah kita melihat permainan yang disebutkan di atas, saat ini, sering dimainkan oleh anak-anak di lingkungan tempat tinggal kita? Jarang, kan?

Hal ini sungguh menjadikan keprihatinan bersama dan kita tidak perlu menyalahkan siapa pun mengingat perubahan zaman di era globalisasi ini terjadi dengan cepat dan tidak bisa dilarang.

Tim P-5,X-3, Siap tampil permainan tradisional anak. Sumber gambar dokumen pribadi
Tim P-5,X-3, Siap tampil permainan tradisional anak. Sumber gambar dokumen pribadi

Anak-anak generasi sekarang cenderung untuk bersifat individu dalam mencari hiburan atau permainan. 

Tentu saja arahnya pada permainan online game. Bila mereka bermain berkelompok pun, setiap pemain juga rasanya sering bertemu di dunia maya tanpa mengetahui identitas asli dari pemain lainnya bila bersua di dunia nyata.

Dampaknya, terjadi perubahan karakter pada anak-anak di generasi sekarang. Para orang tua sebetulnya juga menyadari akan hal ini, namun apa daya, daripada anak mereka tantrum, solusinya adalah memberikan smartphone dan membiarkan anak asyik bermain agar tidak rewel.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun