Sayangnya, di masa penjajahan yang berat, ada adat pingitan yang mengekang semua kaum perempuan dan tak terkecuali menimpa juga pada Kartini. Saat memasuki usia ke 12 tahunnya, dia harus selalu tinggal di dalam rumah dan tidak diperbolehkan untuk bersekolah atau keluar bermain bersama para sahabatnya.
Perjuangan R.A. Kartini dalam pemikirannya.
Bila ada pertanyaan, bagaimana seorang Kartini bisa memperjuangkan adanya gerakan emansipasi wanita di tanah air pada masa itu?
"Door Duisternis Tot Licht", adalah buku yang menjawab berbagai upaya dan perjuangan R.A. Kartini melalui pena. Buku dalam Bahasa Belanda yang bila diterjemahkan adalah "Habis Gelap Terbitlah Terang" sebenarnya adalah buku yang berisikan kumpulan dari surat-surat R.A. Kartini yang ditulis dalam Bahasa Belanda kepada berbagai sahabatnya yang tinggal di Belanda pada saat itu.
Mereka secara tidak langsung juga mempunyai jasa-jasa besar pada perjuangan Kartini untuk ikut mengembangkan ide-ide dan pemikiran Kartini tentang gerakan kesetaraan gender di luar negeri khususnya di Negara Belanda.
Siapa saja sahabat pena R.A. Kartini dari Belanda?
Sahabat pertama adalah Mr. J.H. Abendanon dan istrinya, R.M. Abendanon. Mereka inilah yang mengumpulkan surat-surat yang pernah ditulis oleh Kartini kepada mereka dan kemudian dibukukan serta dicetak untuk pertama kalinya pada tahun 1911 dengan judul aslinya yang masih dalam Bahasa Belanda,
Setelah itu, buku yang menginspirasi banyak orang di Belanda tersebut diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang.
Secara de facto, isi dari buku itu memang karya dari R.A. Kartini, yaitu kumpulan surat-surat, namun secara de jure, Mr. Abendanon yang mengumpulkan dan mempunyai hak hukum hingga kemudian mencetaknya setelah R.A. Kartini wafat. Buku yang tebalnya hampir mencapai 600 halaman itu sudah dicetak dalam berbagai bahasa asing.
Sahabat keduanya, Ms. Stella Zeehandelaar, yang berusia lima tahun lebih tua dari R.A. Kartini. Beliau  adalah orang Belanda yang bekerja menjadi pegawai Kantor Pos Belanda.