Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mengenal Tujuh Sahabat R.A. Kartini dalam Buku "Door Duisternis Tot Licht"

21 April 2024   07:34 Diperbarui: 23 April 2024   07:40 2646
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Buku Habis Gelap Terbitlah Terang. Sumber gambar dokumen pribadi

Sayangnya, di masa penjajahan yang berat, ada adat pingitan yang mengekang semua kaum perempuan dan tak terkecuali menimpa juga pada Kartini. Saat memasuki usia ke 12 tahunnya, dia harus selalu tinggal di dalam rumah dan tidak diperbolehkan untuk bersekolah atau keluar bermain bersama para sahabatnya.

Foto R.A. Kartini dalam sampul buku Habis Gelap Terbitlah Terang, Sumber gambar Dokumen pribadi.
Foto R.A. Kartini dalam sampul buku Habis Gelap Terbitlah Terang, Sumber gambar Dokumen pribadi.

Perjuangan R.A. Kartini dalam pemikirannya.

Bila ada pertanyaan, bagaimana seorang Kartini bisa memperjuangkan adanya  gerakan emansipasi wanita di tanah air pada masa itu?

"Door Duisternis Tot Licht", adalah buku yang menjawab berbagai upaya dan perjuangan R.A. Kartini melalui pena. Buku dalam Bahasa Belanda yang bila diterjemahkan adalah "Habis Gelap Terbitlah Terang" sebenarnya adalah buku yang berisikan kumpulan dari surat-surat R.A. Kartini yang ditulis dalam Bahasa Belanda kepada berbagai sahabatnya yang tinggal di Belanda pada saat itu.

Mereka secara tidak langsung juga mempunyai jasa-jasa besar pada perjuangan Kartini untuk ikut mengembangkan ide-ide dan pemikiran Kartini tentang gerakan kesetaraan gender di luar negeri khususnya di Negara Belanda.

Siapa saja sahabat pena R.A. Kartini dari Belanda?

Sahabat pertama adalah Mr. J.H. Abendanon dan istrinya, R.M. Abendanon. Mereka inilah yang mengumpulkan surat-surat yang pernah ditulis oleh Kartini kepada mereka dan kemudian dibukukan serta dicetak untuk pertama kalinya pada tahun 1911 dengan judul aslinya yang masih dalam Bahasa Belanda,

Setelah itu, buku yang menginspirasi banyak orang di Belanda tersebut diterjemahkan ke dalam Bahasa Indonesia dengan judul Habis Gelap Terbitlah Terang.

Secara de facto, isi dari buku itu memang karya dari R.A. Kartini, yaitu kumpulan surat-surat, namun secara de jure, Mr. Abendanon yang mengumpulkan dan mempunyai hak hukum hingga kemudian mencetaknya setelah R.A. Kartini wafat. Buku yang tebalnya hampir mencapai 600 halaman itu sudah dicetak dalam berbagai bahasa asing.

Sahabat keduanya, Ms. Stella Zeehandelaar, yang berusia lima tahun lebih tua dari R.A. Kartini. Beliau  adalah orang Belanda yang bekerja menjadi pegawai Kantor Pos Belanda.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun