Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Cerpen : Pak Kadirin dan Malam Lebaran

13 April 2024   21:57 Diperbarui: 23 April 2024   23:12 1994
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Pak Kadirin dan malam lebaran. Sumber gambar iStockphoto.com

Pak Kadirin masih belum memahami dengan jelas sebenarnya ada kejadian apa sampai Pak Wawan selaku ketua RT mengatakannya dengan lirih tentang adanya berita duka atas meninggalnya istri dan kedua anaknya karena kecelakaan.

Sehari setelah pemakaman, warga melihat keteguhan hati, keimanan, keikhlasan dan kesabaran Pak Kadirin menjadi sangat kagum dan bersyukur. Bagaimana tidak, meskipun ditinggal mati kecelakaan oleh istri dan kedua anak gadisnya yang menjelang remaja, beliau tetap tenang dan hanya tersenyum bila disapa tetangganya.

Baca Juga :Ludah

Sore hari terakhir Ramadan menjelang berbuka puasa dan dilanjutkan dengan takbir Akbar, Bu Wawan, Ibu RT datang untuk memberikan takjil ke rumah Pak Kadirin yang sekarang hidup sendirian di rumah kecil itu.

Saat berniat untuk mengetuk pintu, tiba-tiba, Pak Kadirin juga membukanya. "Assalamualaikum Pak Kadirin, maaf ini ada takjil untuk berbuka puasa, silakan dinikmati!" kata Bu Wawan secara spontan sambil menyerahkan piring berisi makanan.

Setelah menjawab salam dan berterima kasih, Pak Kadirin pun menerima piring makanan tersebut dan meletakkannya di lincak (meja bambu) di teras.

"Maaf, Bu Wawan, bisakah selepas berbuka puasa, saya menitipkan kunci rumah saya yang sederhana ini ke Anda?", kata Pak Kadirin dengan sopan.

"Saya nanti malam mau takbiran di Masjid Agung di alun-alun dekat Pendopo Kabupaten! Mungkin juga saya tidak pulang malamnya karena saya ingin langsung salat Idul Fitri di pagi harinya di sana" , tambah Pak Kadirin lagi.

Bu Wawan yang tadinya merasa heran dan ingin bertanya, akhirnya membatalkan diri setelah ada kalimat tambahan tadi dari pak Kadirin, "Baik Pak, Bisa kok!", jawab bu Wawan dengan perasaan senang melihat sosok tegar pak Kadirin meskipun telah ditinggal mati istri dan anaknya.

Keesokan harinya, setelah salat sunah idul fitri digelar di Masjid Agung dekat alun-alun, warga masyarakat digegerkan dengan adanya penemuan mayat tak dikenal di dasar sungai yang penuh bebatuan dan wajahnya sulit dikenali juga tanpa ditemukan adanya identitas di saku bajunya. 

Diduga, korban sengaja meloncat dari Jembatan Gondang yang terkenal tinggi dan sering dipakai orang untuk bunuh diri. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun