Jika dicari penyebabnya, secara garis besar pelaku merasa tidak bahagia di masa kecilnya dan sering teraniaya yang mungkin disebabkan oleh pengalaman buruk yang menimpanya dan menjadikan trauma masa lalunya sampai menjelang dewasa.
Sampai saat ini belum ada cara yang jitu untuk menghadapi mereka yang suka berperan sebagai korban (playing victim). Hanya saja, dari beberapa pengalaman bila bertemu dengan mereka, cobalah untuk tidak menanggapinya secara emosional dan kita jadi terjebak mengikuti permainannya.
Baca Juga : Hindarkan Terlalu Banyak "Dopamin" pada Otak Anak Anda
Juga, janganlah memberikan simpati yang berlebihan pada kasus atau peristiwa yang menimpanya. Bila bisa, buatlah hubungan pertemanan yang standar dalam berinteraksi dengan mereka atau putuskan saja persahabatan dengan mereka meskipun terasa berat.
Terakhir, tidak ada salahnya bagi kita semua untuk selalu mewaspadai bahwa tidak semua orang akan bermaksud baik pada diri kita dan keluarga apalagi mereka yang suka berperan sebagai playing victim.
 "Perilaku bullying dan playing victim pada orang lain, sebenarnya dilakukan oleh mereka yang merasa LEMAH, namun anggapan masyarakat justru sebaliknya. Justru mereka yang disebut KUAT, akan melakukan perlindungan pada orang lain yang membutuhkan"
Artikel ditulis untuk Kompasiana.com
Magetan, 13 Januari 2024
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H