Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Mewaspadai Modus Playing Victim di Sekitar Kita

13 Januari 2024   18:28 Diperbarui: 15 Januari 2024   09:49 3439
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi Bullying ataukah Playing Victim di sekitar kita. Sumber gambar dari freepk via komaps.com

Jika dicari penyebabnya, secara garis besar pelaku merasa tidak bahagia di masa kecilnya dan sering teraniaya yang mungkin disebabkan oleh pengalaman buruk yang menimpanya dan menjadikan trauma masa lalunya sampai menjelang dewasa.

Sampai saat ini belum ada cara yang jitu untuk menghadapi mereka yang suka berperan sebagai korban (playing victim). Hanya saja, dari beberapa pengalaman bila bertemu dengan mereka, cobalah untuk tidak menanggapinya secara emosional dan kita jadi terjebak mengikuti permainannya.

Baca Juga : Hindarkan Terlalu Banyak "Dopamin" pada Otak Anak Anda

Juga, janganlah memberikan simpati yang berlebihan pada kasus atau peristiwa yang menimpanya. Bila bisa, buatlah hubungan pertemanan yang standar dalam berinteraksi dengan mereka atau putuskan saja persahabatan dengan mereka meskipun terasa berat.

Terakhir, tidak ada salahnya bagi kita semua untuk selalu mewaspadai bahwa tidak semua orang akan bermaksud baik pada diri kita dan keluarga apalagi mereka yang suka berperan sebagai playing victim.

 "Perilaku bullying dan playing victim pada orang lain, sebenarnya dilakukan oleh mereka yang merasa LEMAH, namun anggapan masyarakat justru sebaliknya. Justru mereka yang disebut KUAT, akan melakukan perlindungan pada orang lain yang membutuhkan"

Artikel ditulis untuk Kompasiana.com

Magetan, 13 Januari 2024

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun