Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Artikel Utama

Benteng Van Den Bosch, Ngawi: Riwayatmu Dulu dan Nasibmu Kini (Bagian 1)

7 Desember 2023   12:56 Diperbarui: 19 April 2024   12:44 7135
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pasukan Belanda masa penjajahan yang berada di Benteng Van Den Bosch, Ngawi. (Sumber gambar dokumen PUPR Prov.Jawa Timur di Ngawi)

Jika ingat, Benteng Van Den Bosch  yang ada di Ngawi, sering diucapkan "Van Den", terpeleset artikulasi pengucapan menjadi Benteng "Pen Dem" (Van Den) dan itu lebih mudah terucap oleh masyarakat zaman dulu yang kebanyakan masih buta huruf.

Tidak heran, dari dua teori penjelasan di atas, akhirnya menjawab mengapa ada (4) empat benteng pendem di pulau Jawa yang padahal keempat bentuk dari benteng tersebut berbeda arsitektur bangunannya.

Bagian dalam benteng Van Den Bosch sebelum direnovasi setelah rusak parah. (Sumber gambar Dokumen PUPR Prov. Jawa Timur di Ngawi)
Bagian dalam benteng Van Den Bosch sebelum direnovasi setelah rusak parah. (Sumber gambar Dokumen PUPR Prov. Jawa Timur di Ngawi)

Sejarah dan Riwayat Benteng Van Den Bosh zaman dulu.

Ditemani seorang pemandu wisata yang ramah namun tidak mau disebutkan namanya dan mengaku pernah tinggal di dalam benteng Pendem lebih dari 25 tahun lamanya.

Beliau menjelaskan bahwa Benteng Van Den Bosch alias benteng Pendem tersebut dibangun pada tahun 1845 dilahan seluas 15 hektar yang lokasi tepatnya ada di Kelurahan Pelem, Kecamatan Ngawi Kota. Sedangkan bangunan benteng sendiri hampir seluas satu (1) hektar belum termasuk tanggul dan parit pertahanan yang mengitarinya.

Baca Juga : Benteng Kastil Okayama: Kastil Burung Gagak Hitam

Nama Benteng Van Den Bosh itu sendiri diberikan karena benteng itu pertama kali dibangun atas perintah Gubernur Jenderal Hindia Belanda,yaitu Johannes Van Den Bosch. Benteng dengan kekuatan 300 pasukan yang terdiri dari 250 pasukan bersenjata, 6 meriam dan 60 pasukan kavaleri (Berkuda) berusaha untuk menumpas para pejuang dari sisa laskar Pangeran Diponegoro di wilayah timur.

Lukisan Johannes Van Den Bosch, Giubernur Jenderal Hindia Belanda. (Sumber gambar foto pribadi dari dokumen PUPR Prov. Jatim)
Lukisan Johannes Van Den Bosch, Giubernur Jenderal Hindia Belanda. (Sumber gambar foto pribadi dari dokumen PUPR Prov. Jatim)

Dibangun di Muara pinggir sungai Bengawan Solo dan anak sungai Madiun yang lebar merupakan jalur urat nadi perekonomian dan perdagangan kapal niaga berukuran besar pada masa itu.

Beliau menambahkan bahwa dipilihnya Kota Ngawi sebagai tempat dibangunnya Benteng Pendem tersebut adalah strategi cerdas Belanda dalam menumpas sisa-sisa para pengikut Pangeran Diponegoro (1825-1830) yang masih setia berjuang dan membuat basis pertahanan di daerah Ngawi. 

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun