Gerakan Reformasi Korea Selatan 1980.
Setelah Korea Selatan mendeklarasikan Kemerdekaanya dari penjajahan Jepang pada tanggal 15 Agustus 1945, sejak itu resmilah berdirinya negara Republik Korea Selatan. Otomatis, Orang dari kalangan sipil, Yun Posu mulai menjadi Presiden.
Tetapi, militer yang dipimpin oleh Park Chung Hee tidak puas dan melakukan kudeta. dan dimulailah junta militer memegang semua peranan penting di semua lembaga pemerintahan. Sekali lagi, pada tanggal 12 Desember 1979, Chun Doo Hwan yang juga sesama militer melakukan kudeta pada Park Chung Hee.
Hal ini memicu kegeraman dan kemarahan masyarakat Korea Selatan pada junta militer. Akibatnya menimbulkan gelombang protes dan demonstrasi pada tanggal 15 Mei 1980 di seluruh negeri.Â
Gerakan itu juga dimotori oleh ratusan ribu mahasiswa di Korea Selatan yang berkumpul  dan melakukan orasi serta long march di Stasiun Seoul, Korea Selatan.
Kota Gwangju, bagian dari Provinsi Jeolla, Korea Selatan, pada tanggal 19 - 20 Mei 1980 semakin membara saat banyak mahasiswa yang berasal dari Universitas Nasional Chonnam diketahui telah meninggal dan menjadi korban akibat kekejaman dari junta militer.
Kota Gwangju menjadi zona perang sipil melawan militer dan hal ini menarik perhatian dunia global. Perjuangan reformasi yang didukung oleh seluruh rakyat Korea Selatan.
Akhirnya memaksa Chun Doo Hwan turun dari kursi kepresidenan dan selang 7 tahun kemudian, dia harus menjadi pesakitan di pengadilan negara.
Saat itu diperkirakan ada lebih dari 200 masyarakat sipil bahkan diduga lebih dari ribuan, telah mati pada gerakan reformasi Mei 1980 di Korea Selatan.Â
Ada 240 orang dinyatakan hilang dan dipastikan telah diculik dan dibunuh. 17 wanita mengaku telah diperkosa dan dilecehkan secara seksual.
***