Mohon tunggu...
Eko Adri Wahyudiono
Eko Adri Wahyudiono Mohon Tunggu... Guru - ASN Kemendikbud Ristek

Mengajar dan mendidik semua anak bangsa. Hobi : Traveling, tenis, renang, gitar, bersepeda, nonton film, baca semua genre buku, menulis artikel dan novel.

Selanjutnya

Tutup

Politik Artikel Utama

Menelisik Tragedi Reformasi Bulan Mei: Indonesia 1998 dan Korea Selatan 1980

12 Mei 2023   22:06 Diperbarui: 29 April 2024   17:07 2214
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Chonnam National University, Gwangju sebagai kampus pergerakan reformasi Korea Selatan, Mei 1980

Gerakan Reformasi Korea Selatan 1980.

Setelah Korea Selatan mendeklarasikan Kemerdekaanya dari penjajahan Jepang pada tanggal 15 Agustus 1945, sejak itu resmilah berdirinya negara Republik Korea Selatan. Otomatis, Orang dari kalangan sipil, Yun Posu mulai menjadi Presiden.

Tetapi, militer yang dipimpin oleh Park Chung Hee tidak puas dan melakukan kudeta. dan dimulailah junta militer memegang semua peranan penting di semua lembaga pemerintahan. Sekali lagi, pada tanggal 12 Desember 1979, Chun Doo Hwan yang juga sesama militer melakukan kudeta pada Park Chung Hee.

Hal ini memicu kegeraman dan kemarahan masyarakat Korea Selatan pada junta militer. Akibatnya menimbulkan gelombang protes dan demonstrasi pada tanggal 15 Mei 1980 di seluruh negeri. 

Gerakan itu juga dimotori oleh ratusan ribu mahasiswa di Korea Selatan yang berkumpul  dan melakukan orasi serta long march di Stasiun Seoul, Korea Selatan.

Kota Gwangju, bagian dari Provinsi Jeolla, Korea Selatan, pada tanggal 19 - 20 Mei 1980 semakin membara saat banyak mahasiswa yang berasal dari Universitas Nasional Chonnam diketahui telah meninggal dan menjadi korban akibat kekejaman dari junta militer.

Kota Gwangju menjadi zona perang sipil melawan militer dan hal ini menarik perhatian dunia global. Perjuangan reformasi yang didukung oleh seluruh rakyat Korea Selatan.

Akhirnya memaksa Chun Doo Hwan turun dari kursi kepresidenan dan selang 7 tahun kemudian, dia harus menjadi pesakitan di pengadilan negara.

Foto suasana demontrasi di Gwangju Mei 1980. Lokasi Museum Reformasi Gwangju. Sumber Dokpri
Foto suasana demontrasi di Gwangju Mei 1980. Lokasi Museum Reformasi Gwangju. Sumber Dokpri

Saat itu diperkirakan ada lebih dari 200 masyarakat sipil bahkan diduga lebih dari ribuan, telah mati pada gerakan reformasi Mei 1980 di Korea Selatan. 

Ada 240 orang dinyatakan hilang dan dipastikan telah diculik dan dibunuh. 17 wanita mengaku telah diperkosa dan dilecehkan secara seksual.

***

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun