Hasil survei IBM lanjutan, sebanyak 75 persen mengatakan mereka ingin terus bekerja dari rumah. Sementara, 40 persen responden mengatakan mereka menuntut manajemen tempat bekerja harus memberi karyawan pilihan untuk sistem kerja jarak jauh atau bekerja dari kantor.
Bagaimana dengan dunia pendidikan?
Sebelum ada keputusan akan pencabutan status PPKM dari pemerintah pada dunia bisnis, sosial, perdagangan atau ekonomi, dunia pendidikan sudah melakukan pembelajaran tatap muka penuh pada awal ajaran baru. Tepatnya pada pertengahan bulan Juli 2022 dengan tetap memperhatikan Prosedur Kesehatan (ProKes) selama kegiatan belajar mengajar di lingkungan sekolah.
Itu artinya, semua bapak dan ibu guru serta tenaga kependidikan lainnya secara otomatis, setiap harinya sudah terbiasa bekerja dengan sistem Work From Office (WFO).
Banyak faktor yang menjadi pertimbangan kenapa dunia pendidikan bergerak lebih awal dan berani untuk meyakinkan semua stakeholders-nya untuk segera melaksanakan proses pendidikan tatap muka penuh meskipun pandemi Covid-19 masih dianggap belum reda di masyarakat.
Faktor tersebut adalah:
1. Loss Education, yaitu kerugian akan kualitas sumber daya manusia yang semakin rendah akibat terganggunya transfer of knowledge pada anak didik karena pandemi.
2. Charaters Changing, adalah adanya perubahan pada anak didik selama pembelajaran online. Murid cenderung sulit terawasi oleh para guru, bahkan orangtuanya sendiri selama proses masa proses pengembangan kognitif, keterampilan dan afektifnya.
3. Lost Generation. Pemerintah ketakutan bila kualitas pendidikan tidak diprioritaskan setelah dunia kesehatan, negara akan dalam ambang kehancuran karena ada generasi yang hilang atau terputus dalam estafet pembangunan bangsa.
Ketiga faktor utama di atas merupakan dasar kuat kenapa dunia pendidikan tetap melaksanakan Work From Office (WFO) lebih awal. Bahkan Mas Nadiem Makarim, Mendikbud Ristek, menerbitkan kurikulum darurat demi pembelajaran tetap berlangsung untuk mengatasi hal tersebut.