Alasan lain adalah pengalaman Cat yang berjuang hidup dan mati saat perahunya karam di laut.
Akan tetapi ada juga yang berpendapat karena kesedihan hatinya setelah mengalami perpisahan dengan 'Patti', kekasih yang dia sayangi pada tahun 1970. Â
Cat sangat mengkhawatirkan kehidupan Patti selepas pisah darinya. Momen itu muncul di album "Wild World" (Dunia Liar). Genre musik yang saat itu banyak disukai kaum hippies dengan kebebasan hidupnya.Â
Mungkin, Cat Stevens takut bahwa Patti akan terjerumus pada kehidupan liar, free-sex, narkoba atau hal buruk lainnya.
Tidak mudah bagi Cat Stevens untuk menjalani hidup sebagai seorang muslim di London, Inggris. Pengalaman 40 tahunnya suka dukanya menjalani hidup setelah berganti nama sebagai Yusuf Islam diceritakan dan dikisahkan melalui buku memoar dan saat diwawancari oleh beberapa stasiun penyiaran swasta.Â
Cat berkisah bahwa dia  suka dengan nama pilihannya, yaitu Yusuf (Yoseph), nabi yang paling tampan di dunia. Ibarat air satu ember, itu adalah ukuran ketampanannya. Sedangkan, setetes air adalah ketampanan yang dibagi untuk para pria di dunia sampai akhir zaman nanti.
Tinggal saya sekarang, yang kembali termenung serasa terhipnotis mendengarkan lirik lagu Morning Has Broken, yang diasumsikan sebagai lagu yang identik sebagai lagu reliji muslim oleh banyak orang yang padahal BUKAN.Â
Juga, sebagai pembanding, lagu " We Are The Champion" dari Queen, diidentikkan dengan event olahraga apapun, yang padahal lagu itu sebenarnya adalah  penyemangat Freedy Mercury untuk bertahan hidup.Â
Vokalis kharismatik itu akhirnya meninggal karena terpapar virus HIV AIDS yang belum ada obatnya pada masa itu.
Salam
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H