Entah mengapa, setiap membuat video singkat untuk reels di instagram serta media sosial lainnya, lagu dan lirik yang terpilih untuk soundtrack oleh jari saya akibat refleksi hati, adalah "Morning has broken".
Lagu yang dinyanyikan oleh Cat Stevens, seorang penyanyi warga negara Inggris pada tahun 1977 terdengar sangat sederhana, namun syarat makna.Â
Hebatnya, lagu itu meledak dan terkenal ke berbagai belahan negara. Padahal, pada awal rekaman, baik penyanyi, pemain musik dan produsernya tidak merasa yakin album mereka akan sukses.
Lirik lagu dalam "Morning has broken", sebenarnya adalah salah satu sajak dalam buku anak-anak yang ditulis oleh Eleanor Farieon.Â
Bila kita dengarkan lirik lagu ini, terjadi pengulangan kata dan kalimat yang sama terus menerus karena memang syair asalnya adalah sajak yang berirama.
Pada saat Cat Stevens berada di negara Maroko, yaitu tahun 1977, dia terpaku dengan suara adzan yang mendayu berirama musikal.Â
Karena rasa penasarannya yang membuat hatinya resah, maka dicari tahulah makna dari adzan itu sendiri. Â
Ada yang mengatakan musik panggilan sembahyang, musik pelayanan pada Tuhan atau musik seruan untuk beribadah.
Dari berbagai sumber yang dirangkum, tidak dijelaskan secara mendetail mengapa Cat Stevens akhirnya menjadi muallaf (Orang yang baru memeluk agama Islam).Â
Beberapa sahabat dekatnya berpendapat bahwa Cat Stevens, yang mengubah namanya menjadi Yusuf Islam karena pengalaman spiritualnya saat mendengar adzan di Maroko.Â
Alasan lain adalah pengalaman Cat yang berjuang hidup dan mati saat perahunya karam di laut.
Akan tetapi ada juga yang berpendapat karena kesedihan hatinya setelah mengalami perpisahan dengan 'Patti', kekasih yang dia sayangi pada tahun 1970. Â
Cat sangat mengkhawatirkan kehidupan Patti selepas pisah darinya. Momen itu muncul di album "Wild World" (Dunia Liar). Genre musik yang saat itu banyak disukai kaum hippies dengan kebebasan hidupnya.Â
Mungkin, Cat Stevens takut bahwa Patti akan terjerumus pada kehidupan liar, free-sex, narkoba atau hal buruk lainnya.
Tidak mudah bagi Cat Stevens untuk menjalani hidup sebagai seorang muslim di London, Inggris. Pengalaman 40 tahunnya suka dukanya menjalani hidup setelah berganti nama sebagai Yusuf Islam diceritakan dan dikisahkan melalui buku memoar dan saat diwawancari oleh beberapa stasiun penyiaran swasta.Â
Cat berkisah bahwa dia  suka dengan nama pilihannya, yaitu Yusuf (Yoseph), nabi yang paling tampan di dunia. Ibarat air satu ember, itu adalah ukuran ketampanannya. Sedangkan, setetes air adalah ketampanan yang dibagi untuk para pria di dunia sampai akhir zaman nanti.
Tinggal saya sekarang, yang kembali termenung serasa terhipnotis mendengarkan lirik lagu Morning Has Broken, yang diasumsikan sebagai lagu yang identik sebagai lagu reliji muslim oleh banyak orang yang padahal BUKAN.Â
Juga, sebagai pembanding, lagu " We Are The Champion" dari Queen, diidentikkan dengan event olahraga apapun, yang padahal lagu itu sebenarnya adalah  penyemangat Freedy Mercury untuk bertahan hidup.Â
Vokalis kharismatik itu akhirnya meninggal karena terpapar virus HIV AIDS yang belum ada obatnya pada masa itu.
Salam
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana
Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI