Di usiamu yang senja ini, aku terpaksa memberimu beban.
Wajahmu yang ayu seketika berubah saat itu saat aku memberitahumu cita-cita ini--aku tahu.
Betapa pun engkau tersenyum dan berusaha penuh.
Tetap. Aku bisa melihat, melihat gurat kekhawatiran di balik senyumu.
"Hidup hanya sekali ibu."
Mungkin itu kata-kataku yang selalu membekas dalam di benakmu.
Aku tahu. Engkau tak mau mematahkan harapan dan impian anakmu.
Sungguh! maafkan anakmu ini ibu.
Aku berjanji, goresan-goresan tinta lenganku ini akan mengukir senyum abadi di wajahmu--nanti.
Surabaya, 9 Juli 2012 (19:11-19:29).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H