Misalnya, teman-teman saya dari jurusan psikologi seringkali memberikan konseling kecil-kecilan pada mahasiswa-mahasiswa dari jurusan lain di organisasi yang sama ketika mereka memiliki masalah dalam dirinya.
![Dokumentasi Pribadi](https://assets.kompasiana.com/items/album/2017/10/09/kj-0815-mobilemanners-59db18384a855b2612659d32.jpg?t=o&v=555)
Dokumentasi Pribadi
Mahasiswa abal-abal yang melanggar kode etik ini pula yang kemudian membantu para petinggi mereka menghilangkan stigma bahwa hanya orang gila yang datang ke psikolog.
menurut kalian sendiri, jenis mahasiswa mana yang lebih berguna;
para pengejar IPK atau para psikolog abal-abal ini?
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!