Jika ini benar terjadi, diyakini Prabowo pun tidak akan berani maju. Dia pasti takut malu jika kalah melawan "anak didik" Jokowi. Dan mungkin saja menurut Prabowo, kalau tak ada Jokowi pilpres itu hambar. Jika dia takut kalah, mungkin dia akan menjadi kingsmaker, mencari lawan yang sepadan dengan calon Jokowi.
Mungkin juga Prabowo pede melawan calonnya Jokowi karena merasa yang bisa mengalahkannya hanya Jokowi langsung. Tapi sayang, jika lawannya bukan Jokowi dia bakal kehilangan peluru untuk menghantam Jokowi. Isu-isu yang selama ini dibina kaum oposisi, seperti PKI, Islamphobia dan lain-lain jadi tak manfaat.
Kalau kita prediksikan kembali, calon yang diusung Jokowi-lah yang berpeluang besar untuk menang. Alasannya? Pendukung Jokowi mulai dari relawan, Gen --Y, anak-anak millenial dan fansboy-nya sangat solid. Lihat saja pemilu 2014, PDI-P bisa menang karena mencalonkan Jokowi, bukan karena mereka berhasil jadi oposisi SBY selama 10 tahun, bukan. PDI-P menang karena rakyat ingin Jokowi jadi presiden.
Jelas calon yang diusung Jokowi bakal kuat sekali, pasalnya...partai-partai lain berlomba-lomba mengusung calon sendiri. Suara mereka terpecah belah, sementara suara Jokowi masih solid. Paling-paling tergerus 10% yang hilang dari partai-partai pendukungnya.
SMRC menyebut survey mereka mengungkap, responden yang puas dengan kerja Jokowi mencapai 67%. Kepercayaan akan kemampuan Jokowi memimpin juga masih tinggi pada kisaran 69%. Jika dikurangi 10% pun, calon Jokowi masih menang satu putaran. Sementara sisa 40% suara yang tidak ke calon Jokowi akan direbut ramai-ramai oleh sederet nama yang ambisius jadi presiden.
Demikian, Anda percaya silahkan, tidakpun tidak apa-apa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H