Mohon tunggu...
Dzulfalah
Dzulfalah Mohon Tunggu... Pelajar Sekolah - Mahasiswa Universitas Pendidikan Indonesia

Mahasiswa pendidikan sejarah

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Dinamika Perubahan Situs Cagar Budaya Betawi pada Tahun 1976-2004

12 Juni 2023   12:00 Diperbarui: 12 Juni 2023   12:12 489
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Berdasarkan keadaan tersebut, pada tahun 2005, Pemerintah DKI Jakarta menetapkan Setu Babakan sebagai Cagar Budaya Betawi. Penetapan Setu Babakan sebagai kawasan cagar budaya Betawi adalah respons terhadap pergeseran tempat tinggal masyarakat Betawi yang meninggalkan Kota Jakarta atau berpindah ke wilayah pinggiran Jakarta. 

Fakta bahwa penduduk suku Betawi bertahan di Setu Babakan menunjukkan peran dan keterlibatan masyarakat sebagai titik utama dalam pelestarian budaya, didukung oleh kebijakan Pemerintah DKI Jakarta. Sejak dikeluarkannya Surat Keputusan Gubernur No. 9 Tahun 2000, Setu Babakan telah ditetapkan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi. Setelah penetapan ini, pemerintah dan masyarakat berusaha mengembangkan Setu Babakan sebagai kawasan cagar budaya yang menarik bagi wisatawan. Pada tahun 2004, Gubernur DKI Jakarta, Sutiyoso, resmi meresmikan Setu Babakan sebagai kawasan Cagar Budaya Betawi.

Meskipun pada saat itu semua perhatian pembangunan cagar budaya Betawi difokuskan pada Setu Babakan, bukan berarti secara tiba-tiba Setu Babakan berubah menjadi indah dan istimewa. Setu Babakan sendiri tidak langsung mengalami perubahan yang menakjubkan seperti sekarang. 

Pemerintah Provinsi DKI Jakarta semakin kukuh dalam niatnya untuk mengembangkan kawasan dengan nuansa Betawi. Di Setu Babakan juga terdapat Museum Betawi yang menampilkan lukisan, benda-benda antik, dan berbagai hasil produk budaya Betawi lainnya.

Dalam museum tersebut, terdapat lukisan wajah tokoh-tokoh asli Betawi seperti Benyamin Sueb, Ismail Marzuki, dan tokoh-tokoh Betawi terkenal lainnya. Benda-benda antik yang dipamerkan meliputi senjata pusaka, alat musik klasik Betawi, batik Betawi, dan sepeda ontel. Kawasan Setu Babakan juga digunakan sebagai tempat latihan silat Betawi, tarian Betawi, dan berbagai jenis seni khas Betawi lainnya.

DAFTAR PUSTAKA 

Amanda, A. (2016). Peran Agensi Budaya Dan Praktik Multikulturalisme Di Perkampungan Budaya Betawi (Pbb) Setu Babakan. Jurnal Pemikiran Sosiologi, 3(2), 40. https://doi.org/10.22146/jps.v3i2.23535

Hadjon. Perlindungan Hukum Bagi Rakyat Indonesia.: Bina Ilmu., M Philipus. 1987, Surabaya 23

Hidayat, R. (2016). Pengembangan Perkampungan Budaya Betawi Dari Condet ke Srengseng Sawah. Jurnal Pendidikan Dan Kebudayaan, 16(5), 560. https://doi.org/10.24832/jpnk.v16i5.486

Instruksi Gubernur DKI Jakarta No. 19 Tahun 1986 tentang Status Quo Pengembangan Kawasan Condet.

Instruksi Gubernur DKI Jakarta Nomor 323 Tahun 1985 tentang Penyusunan Konsep Pelaksanaan Daerah Condet sebagai Daerah Buah-Buahan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun