Mohon tunggu...
Dzuhrona Mafaza
Dzuhrona Mafaza Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa S1 Pendidikan Bahasa Inggris Universitas Islam Malang

Saya memiliki keterampilan pada bidang pengajaran dan pengorganisasian kegiatan. Selama 2 tahun menempuh pendidikan di Universitas Islam Malang, saya berhasil bergabung dalam program pengajaran dan pengabdian. Hal ini menjadikan saya memiliki keahlian memahami dan bernegoisasi dengan orang lain. Selain itu saya juga memiliki keahlian menyampaikan suatu materi kepada orang lain dengan baik. Saya adalah pribadi yang mampu bekerja dalam tim, pribadi yag ceria dan penuh semangat, serta teliti dan detail.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Fase-fase Perkembangan Anak dan Korelasinya dengan Pendidikan

1 Juli 2022   17:18 Diperbarui: 1 Juli 2022   17:23 13014
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Tahap selanjutnya adalah sekolah dasar, anak mulai mengenal dan memahami pembelajaran, namun anak masih cepat merasa bosan. Oleh karenanya, sesekali anak perlu diajak bermain atau melakukan kegiatan belajr-mengajar di luar kelas (outdoor).

Tahap sekolah menengah pertama, anak sudah mengenal tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru. Naming bukan berarti guru serta merta membiarkan anak tanpa pendampingan, karena kehadian guru masih sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan sikap disiplin dan tanggung jawab.

Tahap selanjutnya adalah sekolah menengah atas, dimana anak sudah mulai merancang orientasi masa depan. Anak sudah mulai memikirkan mau jadi apa, kulaih di jurusan apa, ingin memiliki masa depan yang bagaimana. Dalam hal ini, peran guru dibutuhkan untuk mengarahkan anak kepada minat-bakat dan hal-hal yang disukai oleh anak sesuai dengan kemampuan dan kemauan anak.

Tahap terakhir adalah perguruan tinggi. Pada tahp ini, peserta didik tidak lagi disebut dengan anak, tapi disebut individu. Karena individu tersebut sudah tahu apa yang harus dan tidak boleh dilakukan, sudah tahu bagaimana cara menata masa depan. Peran guru dibutuhkan untuk mengarahkan individu dan menjadi sumber pengetahuan ketika dalam prosesnya, individu tersebut mengalami kesulitan.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun