Tahap selanjutnya adalah sekolah dasar, anak mulai mengenal dan memahami pembelajaran, namun anak masih cepat merasa bosan. Oleh karenanya, sesekali anak perlu diajak bermain atau melakukan kegiatan belajr-mengajar di luar kelas (outdoor).
Tahap sekolah menengah pertama, anak sudah mengenal tanggung jawab terhadap tugas yang diberikan oleh guru. Naming bukan berarti guru serta merta membiarkan anak tanpa pendampingan, karena kehadian guru masih sangat dibutuhkan untuk menumbuhkan sikap disiplin dan tanggung jawab.
Tahap selanjutnya adalah sekolah menengah atas, dimana anak sudah mulai merancang orientasi masa depan. Anak sudah mulai memikirkan mau jadi apa, kulaih di jurusan apa, ingin memiliki masa depan yang bagaimana. Dalam hal ini, peran guru dibutuhkan untuk mengarahkan anak kepada minat-bakat dan hal-hal yang disukai oleh anak sesuai dengan kemampuan dan kemauan anak.
Tahap terakhir adalah perguruan tinggi. Pada tahp ini, peserta didik tidak lagi disebut dengan anak, tapi disebut individu. Karena individu tersebut sudah tahu apa yang harus dan tidak boleh dilakukan, sudah tahu bagaimana cara menata masa depan. Peran guru dibutuhkan untuk mengarahkan individu dan menjadi sumber pengetahuan ketika dalam prosesnya, individu tersebut mengalami kesulitan.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H